London, NU Online
Larangan penggunaan burqa atau cadar di berbagai negara Eropa ditaksir tidak akan sampai diberlakukan di Inggris. Pasalnya, keberagaman etnis di negara tersebut dinilai mampu meredam pandangan miring soal pakaian yang menutup hampir seluruh tubuh tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Yousiff Florey-Meah, Direktur Eksekutif sekaligus peneliti di Recora Institute, sebuah lembaga think-tank mengenai kebijakan pemerintah, kepada VIVAnews, Rabu 26 Oktober 2011.
Dia mengatakan, ada dua alasan mendasar kenapa Inggris tidak akan sampai menerapkan larangan burqa, seperti negara tetangga, Prancis.
"Pertama, Inggris adalah negara yang dihuni berbagai macam etnis yang beragam, jika burqa dilarang, maka kemungkinan akan muncul wacana pelarangan atribut tradisional lainnya, ini yang ditakutkan masyarakat," kata Yousiff.
Islam adalah negara terbesar kedua di Inggris dengan jumlah pemeluk lebih dari dua juta orang, sekitar tiga persen dari populasi keseluruhan. Banyaknya jumlah pemeluk Islam menjadikan umat Muslim menjadi bagian dari masyarakat Inggris, termasuk tata cara berpakaiannya.
Youssif mengatakan, di beberapa bagian Inggris, terdapat komunitas Muslim dalam jumlah besar. Datang ke tempat ini, katanya, orang akan bingung apakah mereka benar berada di Inggris atau bukan.
Alasan kedua Inggris tidak akan menerapkan larangan burqa, kata Youssif, adalah tidak adanya bentuk ketakutan dari masyarakat kepada para pengguna cadar. Warga Inggris sadar betul, para pemakai cadar bukanlah kriminal atau pesakitan yang perlu dihindari.
"Memang orang-orang yang menyerukan larangan bercadar dari hari ke hari semakin bertambah di Inggris, tapi mayoritas rakyat Inggris tidak punya ketakutan apapun terhadap Muslim, apalagi yang bercadar," kata Youssif.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Inggris Batal Larang Burqa"
Post a Comment