Innalilahi Wainnailaihi Rojiun. Kabar duka kembali datang untuk keluarga besar Nahdlatul Ulama, kali ini dari Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. KH. Munif Djazuli yang menjadi pengasuh Pesantren Queen Al Falah, Senin (30/1) malam berpulang ke Rahmatullah.
Gus Munif, demikian KH. Munif Djazuli biasa disapa dalam kesehariannya, meninggal dunia pada pukul 22.45 WIB, setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di IRD RSU Dr. Soetomo, Surabaya. Almarhum yang merupakan adik kaandung KH. Hamim Djazuli atau akrab disapa Gus Miek, tokoh sentral pendiri jamaah dzikrul ghofilin, Insya Allah akan dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Ploso, Mojo, Selasa (31/1) pukul 10.00 WIB.
"Innalilahi Wainnailaihi Rojiun, samput kapundut dening (sudah dipanggil oleh) Gusti Allah, KH. Munif Djazuli, Pengasuh Pesantren Al Falah, Ploso, Mojo. Almarhum meninggal dunia pada Senin malam pukul 22.45 WIB," ujar KH. Mustofa, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, dalam pesan singkat yang dikirimkan ke sekretariat Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Kiai Mustofa juga mengatakan, sebelum akhirnya meninggal dunia Gus Munif diketahui menderita sejumlah penyakit (komplikasi). Bahkan dalam beberapa kesempatan terakhir Almarhum juga diharuskan menjalani cuci darah.
"Sakitnya komplikasi dan ini sudah menjadi kehendak Gusti Allah. Semoga Beliau (Almarhum) mendapatkan pengampunan untuk segala dosa dan kesalahannya, dan keluarganya diberikan ketabahan," tambah Kiai Mustofa.
Gus Munif dikenal memiliki keseriusan dalam melakukan syiar agama, salah satunya dalam membesarkan Pesantren Queen Al Falah. Santri dididik kesederhanaan dan keikhlasan di dalam hatinya, dimana nantinya akan menimbulkan keberanian untuk hidup, kepercayaan kepada diri sendiri, serta kejujuran. Sifat-sifat ini sangat diperlukan dan dihargai oleh masyarakat.
Meski demikian Gus Munif juga tidak mengesampingkan modernisasi, termasuk di dunia ilmu pengetahuan. Di Pondok Modern Queen Al falah ini, semua pelajar diberi kebebasan untuk belajar ilmu umum, seperti halnya SMP, SMU dan sederajat lainnya. Santri dididik untuk bertanggung jawab pada diri sendiri, keluarga juga masyarakat luas, ilmiyah amaliyah, amaliyah ilmiyah.
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj meminta Nahdliyin untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Almarhum, sebagai bentuk penghargaan atas jasanya ikut membesarkan Nahdlatul Ulama.
"Kami jelas sangat kehilangan, karena beliau Kiai yang memiliki peranan penting dalam keberlangsungan NU dari dulu hingga sekarang. Mari, kita yang dekat takziah, dan yang jauh kita laksanakan salah ghaib," ungkap Kiai Said.
Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "KH Munif Djazuli Ploso Kediri, Wafat"
Post a Comment