Yogyakarta, NU Online
Kajian serius tentang ekonomi kerakyatan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dinilai masih sangat minim. Diskusi gagasan dan perjuangan Gus Dur tetap dominan pada isu-isu seputar politik, agama dan budaya.
Pendapat ini dikemukakan aktivis dan penggiat Gusdurian Arif Ruba’i saat menjadi narasumber pada forum “Temu Penggerak Komunitas Gusdurian” di Yogyakarta, Ahad (19/2).
Menurutnya, berkaca dari proses Simposium Nasional Kristalisasi Pemikiran Gus Dur yang lalu, penjabaran mengenai orientasi kerakyatan di bidang ekonomi Gus Dur tidak banyak mengemuka.
“Saya heran, ketika kita sampai pada pembahasan ekonomi kerakyatan di simposium kemarin, semuanya pada diam,” katanya.
Ia menambahkan, tenggelamnya tema ini disebabkan oleh arah pergerakan di komunitas-komunitas yang semakin pragmatis. Nalar produktif yang mati telah menyulap pemikiran yang harusnya senantiasa didalami dan dikembangkan akhirnya menjadi stagnan.
Sebagaimana diketahui, diskusi pemikiran Gus Dur pernah digelar dalam Simposium Nasional Kristalisasi Pemikiran Gus Dur di Hotel Best Western, Jakarta, 16-18 November 2011. Acara yang diselenggarakan Yayasan Bani Abdurrahman Wahid dihadiri oleh para intelektual dari berbagai bidang untuk membahas pokok-pokok pikiran Gus Dur seputar kenegaraan, keislaman, ke-NU-an, civil society, dan ekonomi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Gusdurian: Kajian Ekonomi Kerakyatan a la Gus Dur Masih Minim"
Post a Comment