Jakarta, NU Online
Ketua PWNU Kalimantan Tengah H Abdul Wahid Aha menjelaskan bahwa yang ditolak dari FPI adalah kekerasannya, bukan organisasinya karena kebebasan berserikat dan berkumpul dilindungi oleh UU.
“FPI jangan dilantik duluan karena Dewan Adat Dayat masih trauma dengan kekerasan yang terjadi beberapa waktu lalu. Jadi dalam pernyataan bersama ormas Islam, yang ditolak kekerasannya,” katanya ketika dihubungi NU Online.
Ia menjelaskan masyarakat lokal mengkhawatirkan, jika timbul suatu front, maka akan muncul front lain sebagai tandingannya, sehingga FPI diharapkan tidak memaksakan diri segera dilantik.
Sekretaris PWNU HM Wahyudie juga menegaskan NU dan ormas Islam lainnya, seperti Muhammadiyah menegaskan secara UU memang dimungkinkan untuk mendirikan organisasi. Kekhawatiran yang terjadi dari kelompok yang menolak keberadaan FPI adalah, Kalteng saat ini sudah aman dan tenteram dengan hubungan antar agama yang harmonis.
“Yang mereka lihat adalah tindakan FPI di media massa, mereka khawatir, kalau masuk ke Kalteng, menghancurkan tatanan budaya yang ada.
Belum ada tanggapan untuk "NU Kalteng Tolak Kekerasan FPI"
Post a Comment