Jakarta, NU Online
“Sejak awal NU bernafaskan kebangsaan. Embrio organisasi NU adalah Nahdlatul Wathan, sebuah gerakan untuk membangkitkan kesadaran berbangsa,” ujar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, baru-baru ini.
Nahdlatul Wathan (NW) 1916 adalah organisasi pergerakan kaum pesantren dalam wacana dan pergerakan nasional yang tengah menggema. Organisasi yang didirikan oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah ini, adalah bentuk kesadaran kaum pesantren sebagai respon atas praktik kolonialisme.
Gerakan NW berangkat dari pemahaman dan empati terhadap keadaan nyata rakyat Indonesia kala itu di bawah penindasan politik, hukum, ekonomi, dan budaya rezim kolonial Belanda. Kaum pesantren yang merupakan basis masyarakat kecil seperti petani, nelayan, dan buruh upah, dapat membuka mata akan penderitaan bangsanya lewat penyadaran wawasan kebangsaan.
Kesadaran massif ini adalah awal pergerakan untuk melakukan langkah selanjutnya bersama kaum pergerakan lain dalam menyongsong kemerdekaan. Sebagai tindak lanjut dari NW, KH. Abdul Wahab Chasbullah membentuk Syubbanul Wathan, organisasi pemuda yang bergerak untuk mengusir kolonial untuk kepentingan rakyat Indonesia secara umum.
“Komitmen pada rakyat inilah yang menjadi ciri khas NU selama ini, karena itu NU banyak berkiprah di pedesaan. Perubahan peta demografis, di mana banyak terjadi orang miskin ke kota, membuat NU juga turut memperhatikan kaum miskin di kota karena itu NU juga memperkuat basis dan perannya di kota-kota besar,” papar Kang Said.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "NU dan Embrionya, Nahdlatul Wathan"
Post a Comment