Tantangan NU: Kemiskinan dan Kekerasan

Jakarta, NU Online
Nahdliyin harus sadar benar menjadi orang Indonesia. Dengan kesadaran ini, nahdliyin bertanggungjawab atas keselamatan dan keberlangsungan negara Indonesia dari segala kelompok yang merongrongnya, termasuk para teroris.

“Kita nahdliyin sangat bersyukur terlahir sebagai orang Indonesia. Kita minum, bernafas, makan dan hidup dari tanah air Indonesia. Karenanya, kita harus mempertahankan rust en orde, keamanan dan ketertiban tanah air Indonesia,” ujar KH. Said Aqil Siroj dalam Maulid Akbar Nabi Muhammad SAW 1433, di Kantor MENPERA Jl. Raden Fatah Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Ahad (11/3).

Menurut Kang Said -sapaan akrab KH Said Aqil Siroj, dengan segala bentuk kekerasan yang ditiupkan, para teroris dapat merusak ketertiban umum.

"Jadi teroris adalah musuh kita bersama, walau mengatasnamakan agama sekalipun. Karena, kehadiran mereka menganggu laju politik, ekonomi, sosial, dan budaya di tanah air tercinta. Gangguan yang ditimbulkan, membuat macet segala aspek kehidupan," tandasnya.

Lebih lanjut, Kang Said menjelaskan, Sebab kemunculan terorisme, tidak satu. Beberapa di antaranya adalah ketimpangan sosial, kepincangan kesejahteraan, dan kegagalan pendidikan. Ketidakpuasan atas semuanya, menghadirkan keputusasaan.

Orang yang putus harapan dengan modal pendidikan yang minim, mengambil kekerasan sebagai bentuk penyelesaian kompleksitas masalah. Dalam keadaan demikian, bibit teorisme menemukan tanahnya yang subur.

“Karenanya, pejabat harus mengabdi pada kepentingan rakyat kecil,” imbau Kang Said.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tantangan NU: Kemiskinan dan Kekerasan"

Post a Comment