Jakarta, NU Online
Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama memelopori sarasehan cendekiawan lintas agama untuk membahas persoalan kebangsaan saat ini. Hal itu ditunjukkan dengan mempertemukan organisasi-organisasi cendekiawan lintas agama pada Rabu malam, (6/6) di gedung PBNU, Jakarta.
Hadir pada kesempatan itu perwakilan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama, Parisada Hindu Dharma Indonesia, Persatuan Instruktur Kompeten Indonesia, Kesatuan Cendekiawan Budha Indonesia, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia.
Dalam pertemuan yang dihadiri 20 orang tersebut, mengagendakan beberapa hal di antaranya, pertemuan seminggu sekali di tempat yang berbeda, kemudian merencanakan pembuatan mailing list. Juga memenuhi undangan ISKA untuk nonton film Sugiya.
Pertemuan yang dipandu Sekretaris ISNU M. Kholid Syeirazi tersebut juga memutuskan tiga hal, yaitu penegasan bentuk pertemuan organisasi cendekiawan itu adalah sarasehan.
“Kita tetapkan bentuknya adalah sarasehan, bukan forum, bukan sekber, apalagi fusi. Jadi, tidak ada sekjen, ataupun ketua,” tegas Ketua Umum ISNU Ali Masykur Musa.
Pada tanggal 22 Juni yang bertepatan dengan hari terbitnya Piagam Jakarta, pimpinan-pimpinan organisasi akan berorasi mengenai Pancasila dengan seluruh dimensinya.
Tiap momentum, mereka akan menyelenggarakan acara sesuai kebutuhan. Kepanitiaan ditetapkan secara bergilir. Untuk pertemuan tanggal 22 Juni, ISNU menjadi panitia penyelenggara pertama.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "ISNU Pelopori Sarasehan Cendekiawan Lintas Agama"
Post a Comment