Surabaya, NU Online
Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika mensosialisasikan internet ke pesantren yang tersebar di Jawa Timur.
"Sebenarnya ini sudah program kementerian pada 2005, namun mendapat perluasan dari internet masuk ke masyarakat dan sekolah, selanjutnya masuk ke pesantren-pesantren," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Aswin Sasongko kepada wartawan di sela pembukaan seminar Internet Sehat dan Aman "Goes To" Pesantren di Surabaya, Kamis.
Sekitar 200 pondok pesantren mendapat program ini. Sudah waktunya para santri menguasai dunia teknologi informasi. Pihaknya berharap, program ini bisa membuat masyarakat lebih mencintai internet yang sehat dan aman.
"Bukan malah menggunakan internet dengan hal-hal yang jelek dan yang baik perlahan mulai ditinggalkan. Kami berharap mulai dari para santri ini kekhawatiran tersebut semakin terkikis," tuturnya.
Program ini kerja sama antara Kementerian Komunikasi Informasi dengan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur, Majelis Muwasholah Baina Ulama-il Muslimin serta PT Telekomunikasi Indonesia, tbk.
Ketua Majelis Muwasholah Baina Ulama-il Muslimin Habib Sholeh Al-Djufry menyambut positif program ini. Ia mengatakan, ilmu-ilmu yang ada di internet akan digunakan sebagai jalan mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran.
"Dengan internet, santri yang berada di Indonesia bisa mendengar tausiyah atau nasihat dari kiai dan ulama dari Arab Saudi. Ilmu-ilmu positif ini yang harus diambil," tukasnya.
Hal senada dikatakan Habib Muhammad asal Yaman. Menurut dia, para santri tidak hanya harus bisa informasi teknologi saja, tetapi harus menguasai dan disebarkan kepada masyarakat luas, khususnya tentang ajaran Islam.
"Setelah menguasai informasi teknologi, diharapkan mampu memberikan contoh budi pekerti maupun perilaku sopan santun Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat agar menjadi panutan dan teladan," paparnya.
Sementara itu, Public Relation PT Telkom Area Jatim Ivone Andayani mengatakan, dalam waktu dekat ini 10 pondok pesantren akan mengisi konten "Speedy Taqwa", seperti Pondok Pesantren Lirboyo, Langitan, Gontor, dan beberapa pondok pesantren lainnya.
"Program 'Speedy Taqwa' merupakan konten Islami yang hanya bisa diakses jika menggunakan akses internet 'speedy'. Aksesnya melalui radio maupun siaran langsung vidoe streaming," kata Ivone.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Kemenkominfo Gelar Pelatihan Internet di Pesantren"
Post a Comment