Mari Utamakan Akhlak dan Kesantunan

Cirebon, NU Online
Malam puncak peringatan haul al-marhumin KH. Salwa Yasin, KH. Asror Hasan, dan KM. Adnan Asror serta imtihan ke-34 pesantren Majelis Tarbiyah Hidayatul Mubtadiin (MTHM) Ketitang, Japurabakti, Astanajapura, Cirebon, diisi dengan ceramah keagamaan oleh KH. Zulfa Musthofa, Ketua LBM NU PBNU, Sabtu (9/7).

Dalam ceramahnya, KH. Zulfa Musthofa banyak memaparkan tentang keutamaan menjaga dan melestarikan tradisi dalam masyarakat Nahdlatul Ulama (NU), di antaranya adalah tradisi cium tangan yang muda kepada yang tua.

“Seseorang yang sudah bertitel profesor, doktor, atau apapun, dia akan tetap senang melakukan budaya cium tangan terhadap sosok yang lebih tua, dan hal seperti ini hanya ada di NU, karena NU pada dasarnya adalah semangat berakhlakul-karimah, santun, dan menghormati yang lebih tua”. Jelas Kiai Zulfa.

Tidak hanya itu, kebiasaan luhur menghormati guru, orang tua, dan seorang tokoh dalam tradisi NU ini tidak hanya terjadi ketika di masa hidup. Tradisi-tradisi peringatan haul sesepuh yang biasa digelar dalam pesantren-pesantren misalnya, merupakan bentuk dari implementasi akhlak yang luar biasa terhadap para almarhum.

Menurutnya, tradisi haul dapat dijadikan refleksi bersama dan pendorong semangat bagi masyarakat untuk mencontoh perjuangan para leluhur dalam menegakkan kehidupan beragama dan berbangsa.

“Tradisi peringatan haul seperti ini juga merupakan bentuk penerapan akhlak yang luhur untuk menghormati para pendahulu. Di samping itu ada hal penting yang bisa kita ambil dalam peringatan-peringatan semacam ini, yakni mencontoh dan meneladani akhlak, sifat terpuji, dan perjuangan para leluhur dalam menegakkan kehidupan beragaman di tengah masyarakat,” tambah kyai asal Tanjung Priuk, Jakarta ini.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mari Utamakan Akhlak dan Kesantunan"

Post a Comment