Keinginan masyarakat bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan agar Dr KH Idham Chalid menjadi pahlawan nasional, mendapat dukungan dari berbagai tokoh dan elemen masyarakaat di provinsi itu.
Ketua pensiunan guru Indonesia Kalimantan Selatan H Riduan, pada seminar "Perjuangan DR KH Idham Chalid" di Banjarmasin, Kamis (19/5), mengatakan, bukti dan syarat KH Idham Chalid untuk menjadi pahlawan nasional sudah terpenuhi.
"Kami dari pensiunan guru di Kalsel sangat menghendaki Idham Chalid dianugerahi menjadi pahlawan nasional," kata Riduan, seraya menyerahkan beberapa bukti administrasi terkait perjuangan Idham Chalid semasa hidupnya, kepada salah satu anak kandung almarhum, yakni, Saiful Hadi yang kini menjabat Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA.
Direktur Kepahlawanan Kementerian Sosial, Hartati Soleha, yang hadir pada seminar yang diselenggarakan Dinas Sosial Pemprov Kalsel juga memberikan apresiasi tinggi pada daerah yang telah berinisiatif untuk mengusulkan KH Idham Chalid sebagai pahlawan nasional.
Ia mengatakan, saat ini Indonesia baru terdapat 149 orang pahlawan, dan di Kalsel baru terdapat dua pahlawan nasional, yakni, Pangeran Antasari dan Hasan Basry.
"Pada dasarnya KH Idham Cholid telah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional, sesuai Undang-undang No.20 tahun 2009 tentang pemberian tanda jasa dan tanda kehormatan," terangnya.
Wakil Gubernur Kalsel H Rudi Resnawan menyatakan, KH Idham Chalid sangat pantas dan layak untuk diberikan gelar sebagai pahlawan nasional.
"Kiprah beliau di dunia politik, pedidikan, pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan sangat baik," ujarnya.
Lelaki kelahiran 27 Agustus 1922 itu mampu melewati masa-masa perjuangan RI, dan pernah menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Wakil Perdana Menteri, Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat dan masih banyak lagi jabatan yang pernah diembannya.
Rudi meminta kepada peserta seminar untuk dapat menggali dan menghimpun semua prestasi-prestasi Idham Chalid dan dapat didokumentasikan sebagai persyaratan dalam usulan untuk menjadi pahlawan nasional.
Sejarawan dari Universitas Indonesia Dr Anhar Gonggong, menambahkan, Idham Chalid adalah bukan saja seorang tokoh yang hanya terdidik, tetapi juga tercerahkan.
"Saat ini banyak profesor, doktor yang terdidik tetapi tidak tercerahkan sehingga masuk penjarah," tegasnya.
Tidak demikian dengan KH Idham Chalid, Ia adalaah seorang tokoh agama sekaligus tokoh nasional yang hidup dalam kondisi kritis jaman penjajahan dan mampu keluar dari kondisi kritis tersebut.
Dalam berbagai perjalanan sejarah, Idham Chalid tetap memberikan sejarah terbaik, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Dukungan Pemberian Gelar Pahlawan KH Idham Chalid Mengalir"
Post a Comment