Tarekat Sebenarnya Tidak Untuk Tetapkan Hari Raya

Jakarta - Perkumpulan atau jamaah tarekat (thariqah) berada dalam ranah tasawuf yang menyangkut persoalan akhlaq batiniyah atau persoalan moralitas dan spiritual. Ajaran Tarekat tidak mencakup persoalan penentuan awal bulan qamariyah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazalie Masroeri menjawab pertanyaan wartawan seputar penetapan awal bulan Ramadhan atau Syawal versi organisasi tarekat. Ada organisasi tarekat yang menetapkan awal bulan lebih lambat dari yang ditetapkan pemerintah, namun ada yang menetapkan lebih dulu bahkan berselang dua hari.







Kiai Ghazalie menegaskan, tidak ada penetapan awal bulan versi tarekat, karena tarekat tidak berada di wilayah ini.

“Kalaupun ada tarekat yang menetapkan sendiri harus diberi catatan bahwa itu bukan ajaran tarekat,” katanya saat memberikan pengajian di radio.nu.or.id dari ruang redaksi NU Online, Jakarta, Jum’at (10/8) sore lalu.

Menurutnya, banyak tarekat muktabarah di lingkungan NU atau tarekat yang mempunyai garis riwayat sampai ke Rasulullah SAW namun tidak menetapkan awal Ramadhan sendiri. “Mereka tapi mengikuti NU dalam hal penentuan awal bulan,” katanya.

Terkait beberapa tarekat yang menetapkan awal bulan sendiri yang hasilnya sangat berbeda dengan para ahli falak kebanyakan, Lajnah Falakiyah optimis pada saatnya para ahli falak di lingkungan tarekat akan bergabung dengan para ahli falak lain. Ditambahkan, saat ini perkembangan disiplin ilmu falak atau astronomi saat ini sangat terbuka. “Tentunya kita butuh kesabaran,” pungkas Kiai Ghazalie.

Sumber: NU Online

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Tarekat Sebenarnya Tidak Untuk Tetapkan Hari Raya"

Post a Comment