Jakarta, NU Online
“Penerimaan NU Pancasila dan NKRI yang berwawasan kebangsaaan ini bukan suatu keputusan yang pragmatis, melainkan berdasarkan pemikiran yang mendalam yang merujuk pada sejarah bangsa ini,” tegas Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj di Jakarta, 5 Juni 2011.
Menurut kiai yang akrab disapa Kang Said ini, konsep Pancasila sebagaimana diajarkan dan diprakarsasi oleh para wali dan ajaran Nabi Muhammad SAW sebagaimana tertuang dalam Piagam Madinah.
"Piagam madinah adalah sebuah petunjuk dan ajaran Nabi tentang pembentukan suatu masyarakat bahkan negara ditengah masyarakat yang mejemuk," lanjutnya.
Pancasila dipilih secara tegas karena para ulama NU berkeyakinan bahwa nilai-dan norma agama bisa dikembangkan walaupun tanpa wadah negara Islam secara formal.
"Berbeda dengan kelompok Islam yang lain masih ada yang tidak percaya bahwa nilai dan norma Islam bisa dikembangkan tanpa formalisasi syariat Islam," tambah doktor lulusan Ummul Qura Mekah ini.
Karena itu, menurut Kang Said, hingga sekarang ada kelompok yang tetap menghendaki berdirinya negara Islam. Prinsip itu yang diperjuangkan kelompok Darul Islam (DI) yang bercita-cita untuk mendirikan negara Islama Indonesia (NII). Gerakan mereka itu terinspirasi oleh gagasan yang dirumuskan oleh Sayid Qutub, juga oleh Hassan Al Banna dan lain sebagainya.
"
Gagasan itu mungkin relevan untuk Timur Tengah, tetapi tidak cocok untuk kondisi Indonesia yang masyarakat dan bangsa yang sangat majemuk. Jadi tidak ada alasan untuk menolak Pancasila," katanya.
Sejarah menunjukkan bahwa aspirasi itu telah membawa banyak korban, pertikaian bahkan peperangan antar kelompok.
"Penerimaan NU terhadap Pancasila justru diharapkan dapat mengembalikan Islam sebagai rahmataan lil alamin dan rahmatan lil muslimin dan sekaligus untuk menjaga integritas NU dan menjaga keutuhan bangsa ini," pungkas pria kelahiran Cirebon ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Tak Ada Alasan Menolak Pancasila"
Post a Comment