Hal itu karena ada pembangunan apartemen mewah Mutiara Garden di Kampung Petempen Kelurahan Kembangsari Kecamatan Semarang Tengah yang menginginkan musholla di yang ada di pinggir jalan masuk proyek tersebut dihilangkan untuk menjadi pintu utama menuju apartemen yang dirancang jalannya selebar 14 meter.
Warga Petempen dan kaum muslimin yang biasa beribadah di musholla Nurul Ikhlas pun resah. Sejak Maret 2012 lalu muncul gerakan penolakan yang didukung jamaah Masjid Besar Semarang (Masjid Kauman) yang tak jauh dari lokasi.
Sampai Oktober ini, warga jamaah musholla semakin sedikit karena semua rumah di sekitar proyek apartemen telah dibeli pihak pengembang Mutiara Garden. Tinggal tiga rumah yang masih bertahan, salah satunya sang imam musholla, Sirojuddin.
Spanduk penolakan yang pernah dipasang di dapam mushollla sudah tiada. Sementara di sebelah selatan musholla, di pinggir kali Semarang, pepohonan telah ditebangi dan di sepanjang pinggir kali telah dibangun pondasi pagar. Besi-besi kolom calon tiang pagar pun sudah dipasang.
Mengetahui panitia penolakan semakin lemah, Pimpinan Cabang GP Ansor Kota Semarang menggelar aksi penolakan besar-besaran. Sabtu malam (13/10) kemarin GP Ansor mengerahkan seratusan Banser untuk membesarkan hati jamaah musholla.
Bersama puluhan santri Pondok Pesantren Roudlotun Ni'mah Kalicari Pedurungan Kota Semarang, pasukan Banser memasang spanduk penolakan di dinding luar musholla dan memasang bendera Merah Putih, bendera GP Ansor dan bendera Banser di depan musholla.
Sebelumnya, digelar pembacaan Maulid Nabi dan ceramah serta orasi secara bergantian oleh Ketua PC GP Ansor Kota Semarang Syaichu Amrin, pengasuh Ponpes Roudlotun Ni’mah Gus Ali Sodiqin dan salah satu pendiri musholla Nurul Ikhlas yang juga Ketua Idaroh Ghusniyyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An Nahdliyyah (JATMAN) Semarang Tengah, Ahmad Sambung Khaeroni. Sumber: NU Online
Belum ada tanggapan untuk "GP Ansor & Warga Tolak Penggurusan Mushola di Jl Gajah Mada Semarang"
Post a Comment