PBNU: Toleransi Butuh Pengorbanan

Jakarta, NU Online
Hidup bertoleransi itu memang berat. Toleransi butuh pengorbanan, kesabaran dan pengetahuan. Tapi, sikap toleran harus dipunyai setiap warga bangsa adalah syarat mutlak menuju Indonesia beradab, adil dan makmur.

”Orang yang tidak toleran itu orang berarti tidak punya kesabaran, tidak mau berkorban, atau tidak berpengetahuan.”

Demikian dinyatakan Ketua Umum PBNU Dr. KH Said Aqiel Siradj dalam jumpa pers di gedung PBNU lantai lima beberapa saat lalu, Kamis (19/5).

Kang Said menjelaskan, toleransi itu sikap pernyataan minimalis dari pola hubungan antarmanusia atau antarkelompok yang berbeda. ”Toleransi itu berbuatan minimal dari manusia untuk manusia lain. Meskipun begitu, toleransi adalah bentuk pengorbanan,” tegasnya.

”Yang paling baik dari kita sebagai manusia adalah ta’awun atau saling tolong menolong. Ta’awun lebih dari sekedar tasamuh atau toleransi. Oleh karena itu, ta’awun salah satu konsep dasar membangun umat terbaik, ada dalam mabadi khoira ummah NU,” jelas Kang Said.

Dalam kesempatan itu, Kang Said juga menjelaskan tentang konsep madzhab ahlussunnah wal jama’ah dalam hidup bernegara. Dia menyatakan, Aswaja menilai kehidupan bernegara itu adalah kehidupan duniawiyah yang asasnya kemaslahatan bersama.

”Urusan negara terserah saja, mau monarkhi, presidensil, atau apapun, yang penting maslahah, adil, makmur, kehidupan agama terjamin, dan semua orang secara umum bisa menikmatinya,” ujarnya.

”BedanyaAswaja dengan Syiah yang di antaranya ada pada konsep rukun iman. Syi’ah menilai pemimpin dunia dalam rukun iman. Sedangkan aswaja tidak. Aswaja tegas, negara itu urusan dunia,” pungkasnya.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PBNU: Toleransi Butuh Pengorbanan"

Post a Comment