SEMARANG - Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H As’ad Said Ali mengatakan, salah satu cara mencegah terorisme adalah meniru cara ulama NU dalam mendidik umat. Para ulama NU tidak ekstrim, menjauhkan diri dari sikap merasa benar sendiri dan anti radikalisme.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Koordinasi Penanggulangan Terorisme yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNNPT) bersama Muslimat NU dan beberapa organisasi kepemudaan, kalangan santri, pegiat LSM, unsur Pemda, Polri dan TNI, di Semarang, Kamis (11/10).
Menurutnya, NU sejak awal didesain sebagai organisasi yang moderat dengan memberi kebebasan untuk bermadzhab dan mengembangkan pemikiran.
"Bibit terorisme itu suka mengafirkan dan menyesatkan orang lain. Sedangkan konsep NU adalah bebas bermadzhab dan anti radikalisme, mengedepankan akhlak. Ajaran para kiai yang meniru dakwah Nabi dan para wali inilah yang perlu kita lestarikan dan kembangkan," tegasnya.
Waketum PBNU dalam paparannya menyampaikan, Indonesia terus diserang dari masa ke masa. Pernah dijajah bangsa asing dan dirusak bangsa sendiri. Sering sekali Indonesia dijadikan target serangan. Namun saat ini musuh kita tidak jelas. Diantaranya terorisme yang perlu diwaspadai terus-menerus.
"Kita hadir di sini adalah untuk menjaga NKRI. Kita sekarang ada dalam zaman globalisasi. Musuh kita tidak kelihatan. Diantaranya teroris. Maka kita harus pintar, kreatif dan jaga persatuan serta tetap waspada," ujarnya.
Dalam kesempatan itu ia mengajak para hadirin untuk membangun komunikasi yang intens dan erat bekerjasama mencegah terorisme sejak dini. Setidaknya dari lingkungan sekitar rumah dan pemukiman. Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Saling Mengkafirkan, Bibit Terorisme"
Post a Comment