Jakarta, NU Online
“Garis perjuangan NU sudah tepat. Tinggal praktiknya,” ungkap Sides Sudyarto D. S. penyair kelahiran Tegal di sela acara launching dan bedah buku antologi puisi Negeri Cncin Api, pada 09/07 di Galeri Cipta 2 Taman Ismail Marzuki.
“Dulu, ketika NU jadi parpol, berperan banyak untuk bangsa,” tambah salah seorang “saksi” dalam peristiwa “Pengadilan Puisi Indonesia Mutakhir” tahun 1974 di Bandung ini. “Peran NU sekarang harus memperkuat kebudayaan. Memperkuat berarti menyelamatkan.”
Penyair yang juga anggota Lesbumi ini melanjutkan, menyelamatkan kebudayaan berarti menyelematkan manusianya itu sendiri dari bahaya dan ancaman yang bisa memusnahkan manusia dan kemanusiaan.
Senada dengan Sides, Ray Sahetapy, berharap supaya NU memperkuat kebudayaan Nusantara. Meskipun berbeda, tapi harus dicari persamaannya. Bukan perbedaannya. “Konsep NU kan menebarkan Islam rahmatn lil alamin. Melewati sekat-sekat perbedaan,” lanjutnya selepas membaca puisi pada launching dan bedah buku antologi puisi Negeri Cncin Api pukul 16.00 kemarin.
Sementara itu, Al-Zastrouw, ketua Lesbumi berpendapat, NU adalah lembaga agama dan kebudayaan sebagai aktivitasnya. Politik, ekonomi, pendidikan, dakwah, dan lain sebagainya harus dilandasi dengan kebudayaan. Itu tercitra dalam walisongo yang mengedepankan etik-etik kebudayaan.
“Karena itulah kiai-kiai NU, dulu, memiliki “kekenyalan”. Konflik sehebat apa pun tetap bisa diredam karena kebudayaan jadi bumfernya,” tambahnya.
“Pada titik inilah Lesbumi bereperan, menjadi penjabar manhaj kebudayaan NU; Islam rahmatan lil alamin yang mengindonesia”, lanjut pengasuh kelompok musik religi Ki Ageng Ganjur
Belum ada tanggapan untuk "Seniman Harapkan NU Perkuat Kebudayaan"
Post a Comment