Hakikat Puasa Ramadhan Menurut Syech Abdul Qadir Jailani RA

Dalam kitabnya Al-Ghunyah Syaikh Abdul Qadir al-Jailani menerangka bahwa Ramdhan dalam bahasa arab terdiri dari lima huruf. Masing-masing mengandung makna tersendiri. Huruf ra’ mengandung ridhwanullah artinya keridhaan Allah swt. Huruf mim mengandung makna mahabatullah artinya kesayangan Allah swt. Huruf dhadh mengandung dhamanullah artinya tanggungan atau garansi Allah swt. Huruf alif mengandung ulfatullah belaskasih Allah swt. Dan huruf nun mengandung makna nurullah yang artinya cahaya ilahi.

Demikianlah kandungan yang terdapat di bulan Ramadhan ridhwanullah adalah ridha Allah, barang siapa yang bersungguh-sungguh beribadah di bulan ramadhan ia pasti akan mendapatkan ridha Allah. Barang siapa yang mendapatkan ridhanya berarti ialah orang yang paling beruntung. Nilai sebuah keridhaan jauh lebih mulia dari pada sekedar balasan dan pahala. Dengan kata lain mereka yang telah mendapatkan ridha-Nya pasti telah mendapatkan garansi dan jaminan dari Allah swt. apapun yang terjadi pada diri seorang hamba tidaklah perlu khawatir karena ia telah mengantongi kartu garansi dari-Nya itulah makan dhamanullah.

Tentunya keridhaan atau kerelaan hanya diberikan kepada mereka yang disayang. Pemberian itu bersumber dari rasa kasih sayang. Hal ini berbeda dengan pahala yang diberikan sebagai imbalan bagi mereka yang telah melakukan sesuatu, bukan diberikan karena rasa sayang. Itulah mahabatullah. Sedangkan ulaftullah belaskasihan dari Allah swt pasti akan diberikan kepada mereka yang telah disayangi. Allah swt tidak akan membiarkan hal-hal buruk terjadi kepada mereka yang telah mendapatkan mahabatullah. Dan terakhir Nurullah akan senantiasa menyinari hamba-hambanya yang berhasil mengisi Ramadhan dengan ibadah kepada-Nya.

Itulah keistimewaan bulan Ramadhan yang diibaratkan hati bagi bulan-bulan yang lain, atau seperti nabi di tengah-tengah umat manusia. Ramadhan seperti tanah haram, satu-satunya ruang yang tidak mampu ditembus oleh dajjal yang laknat. Ramadhan juga dapat ditamsilkan kepada nabi. Jika para nabi memberi (syafaat) pertolongan bagi mereka yang telah berbuat jahat, maka Ramadhan memberi (syafaat) pertolongan bagi mereka yang berpuasa.


مثل شهر رمضان فى الشهور كمثل القلب فى الصدور وكاالانبياء فى الأنام وكالحرم فى البلاد فالحرم يمنع منه الدجال اللعين والأنبياء شفعاء للمجرمين وشهر رمضان شفيع للصائمين.


Sumber: NU Online

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Hakikat Puasa Ramadhan Menurut Syech Abdul Qadir Jailani RA"

Post a Comment