Pendulum peradaban Islam dunia mengalami pergeseran. Indonesia kini menjadi jendela bagi warga dunia untuk melihat Islam. Dengan kompleksitas persoalan di dalamnya, negara-negara di Timur Tengah yang berabad-abad mewakili Islam, tidak lagi bisa diharapkan untuk memberikan sumbangan peradaban bagi warga dunia.
Aktivis NU di zaman Gus Dur H Abdullah Syarwani di Gedung PBNU, Rabu (17/9) sore, mengatakan Timur Tengah sudah tidak bisa lagi berbuat banyak. Mereka dulu memang menjadi pusat-pusat pendidikan yang membentukperadaban. Tetapi keadaan sekarang berubah.
“Lihat saja pada abad lalu. Meskipun orang-orang Indonesia belajar ke Al-Azhar, Libya, Sudan, Maroko, Yaman, tetapi orang-orang kita di sana justru menjadi bintang-bintang keilmuan. Kita bisa sebut Syekh Nawawi Banten, Syekh Ihsan Jampes, atau yang paling belakangan Syekh Yasin Padang,” kata H Abdullah yang pernah menjadi duta besar untuk Indonesia di Libanon.
Di samping itu konflik yang terus berkecamuk di Timur Tengah menandai kemunduran peradaban. Wajah Islam di sana kini berubah sebagai wajah menyeramkan.
“Bandingkan dengan di Indonesia. Islam di sini sangat berkarakter. Islam rahmatan lil alamin sangat membumi di sini. Kitab kuning membangun mental manusia Indonesia. riyadloh dan zikir orang-orang Indonesia terutama warga NU menjadi kunci kekuatan peradaban Islam dunia saat ini,” tutur H Abdullah Syarwani yang usianya kini berkepala tujuh.
Tangan Islam Indonesia ada di atas. Umat Islam Indonesia memberikan gagasan-gagasan perdamaian kepada warga dunia, tutup H Abdullah.
Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Indonesia Kini Pusat Peradaban Islam"
Post a Comment