Jami'yyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) harus dapat mengambil peran penting dalam ikut mempertahakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para mursyid dengan sekuat tenaga dan pikiran mesti mengupayakan komitmen ini karena tarekat merupakan bagian dari bangsa Indonesia yang menjadikan NKRI sebagai bentuk negara yang final.
Hal tersebut disampaikan Rais Am Idarah Aliyah Jatman Habib Muhammad Luthfi bin Yahya di hadapan ribuan hadirin dalam acara “Silaturahim Ulama Thariqah Se-Indonesia bersama TNI dan Polri” di Dupan Square Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (24/1). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan Kanzus Sholawat Kota Pekalongan.
Banyak pihak yang mengatakan Indonesia saat ini sedang dalam ancaman bahaya. Tetapi pihaknya berkeyakinan, selama ulama, umara (pemimpin), TNI, dan Polri masih bisa bersatu dan kompak, insyaallah Indonesia tetap aman dan damai.
"Jika para ulama sudah berkumpul dengan TNI dan Polri seperti ini, niscaya Indonesia sulit dipecah belah," ujar Habib Luthfi.
Dikatakan, untuk menjadikan Indonesia aman damai dan tentram dibutuhkan waktu yang cukup lama sebagaimana yang pernah dilakukan Rasulullah SAW. Untuk menerima perintah shalat lima waktu dibutuhkan waktu 10 tahun sejak beliau menerima perintah menjadi nabi. Dalam kurun waktu tersebut, Rasulullah menanamkan ideologi kepada para pengikutnya.
"Saya sebetulnya sangat malu melihat para elite tidak bisa rukun, selalu ada masalah yang dimunculkan, lihatlah para ulama, TNI dan Polri bisa duduk bersama dan inilah yang harus kita tiru," tandas Habib Luthfi.
Sebelumnya, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Bayu Purwiyono membacakan pidato Panglima TNI Moeldoko yang berhalangan hadir karena mendadak dipanggil Presiden. Ia mengaku salut dengan silaturahim ulama ini. Pangdam kaget melihat lagu Indonesia raya dinyanyikan dan Pancasila dibacakan pada even tersebut.
“Secara pribadi, saya salut dengan para Ulama. Saya sangat bangga. Akan saya sampaikan kepada Panglima TNI peristiwa luar biasa ini,” ujar Pangdam.
Panglima TNI, melalui Pangdam IV Diponegoro menyampaikan terima kasih atas undangan silaturahim. Panglima melihat, silaturahim ini mampu memperkuat ukhuwah Islamiyah.
“Indonesia sangat beragam dan plural. Kebhinnekaan, merupakan anugerah Allah SWT. Meski demikian, kita mempunyai kesamaan pandangan dan persepsi, bagaimana cara memecahkan masalah di negeri ini,” terangnya.
Hadir pula dalam acara silaturrahim ini jajaran TNI dan Polri se eks-Karesidenan Pekalongan, Idarah Aliyah dan Idaroh Syu'biyah se-Indonesia, dan ratusan undangan lainnya.
Acara silaturrahm tarekat, TNI dan Polri yang digelar di Dupan Square kemarin merupakan yang kedua kalinya, setelah sebelumnya juga digelar di tempat yang sama yang dihadiri Kapolri Jendral Polisi Drs. Soetarman dan Panglima TNI Jendral Moeldoko.
Silaturrahim ini mengambil tema “Kebersamaan TNI, Polri, dan Ulama untuk memperkuat nilai nilai sejarah UUD 1945 dan Pancasila dalam membentengi NKRI dari Pengaruh Kelompok Radikal dan ISIS, serta Upaya Menuju Negara Poros Maritim”.
Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Habib Luthfi bin Yahya: Indonesia Sulit Dipecah Jika Ulama, Umara TNI/Polri Bersatu"
Post a Comment