Aktivis Buruh NU: Kenaikan TDL Mendzolimi Buruh

Jakarta, NU Online  
Ketua Bidang Pengkaderan Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) Baitul Khoiri, di Jakarta, Selasa (1/12) menilai kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebagai bentuk pendzoliman terhadap buruh.

"Terkait kenaikan TDL, kami menyatakan protes dan mengambil sikap tidak setuju serta meminta pemerintah menarik kembali  rencana kenaikan TDL dimaksud," kata Baitul lagi.

Atas hal itu, Sarbumusi, demikian Baitul menambahkan, menganggap pemerintah cq Kementrian ESDM telah melakukan pendzoliman terhadap buruh setelah melakukan demonstrasi, mogok massal dan protes meminta kenaikan upah tetapi justru pemerintah menjawab dengan kenaikan TDL.

"Kenaikan upah yang telah dikeluarkan oleh pengusha untuk buruh baru-baru ini terasa sangat sia-sia sebab kenaikan TDL yang dilakukan oleh pemerintah berefek domino terhadap biaya produksi barang kebutuhan. Pasca kenaikan TDL akan diikuti pula dengan kenaikan harga makanan dan barang konsumsi yang berproduksi menggunakan listrik," tuturnya.

Menyikapi kenaikan harga yang selalu bergerak naik dari waktu ke waktu, maka, tambah Baitul, Sarbumusi menuntut pemerintah dan pengusaha untuk memperhatikan kesejahteraan buruh sebagai pilar industri secara paripurna dan terintegrasi dalam road map industrialisasi yang disusun pemerintah.

"Sarbumusi meminta agar disetiap kawasan usaha dan industriyang dibangun oleh pemerintah dan pengusaha dibangun juga fasilitas untuk buruh seperti fasilitas perumahan murah, fasilitas kesehatan, fasilitas transportasi dan fasilitas lainnya yang dapat menunjang kehidupan buruh," ujar Baitul menyarankan.

Berkaitan dengan kenaikan TDL, maka K-Sarbumusi mengajukan tiga hal yang harus segera dipenuhi oleh pemerintah antara lain: menolak kenaikan TDL, lalu rumah murah untuk buruh dan transportasi murah untuk buruh, demikian Baitul Khoiri. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Sumber: NU Online

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Aktivis Buruh NU: Kenaikan TDL Mendzolimi Buruh"

Post a Comment