Kiai Abdul Aziz Mansyur, Kiai Lembut yang Inspiratif

Yogyakarta, NU Online
Kabar wafatnya KH Abdul Aziz Mansur membanjiri status media sosial di dunia maya. Semua berkabung atas wafatnya kiai sepuh pengasuh Pesantren Tarbiyatunnasyi'in Paculgowang, Jombang, Jawa Timur ini.



Wafatnya Kiai Aziz menjadi berita besar bahwa Indonesia kehilangan kiai yang berjuang gigih untuk bangsa dan negara. Sepanjang hayatnya dikenal teguh menjaga prinsip, konsisten dalam mengaji dengan santri dan masyarakat, dan lembut dalam setiap tindakannya.

"Hari ini aku kaget mendengar KH. Abdul Aziz Mansur, adik KH. Anwar Mansur Lirboyo itu wafat. Innã liLlãhi wainnã ilaiHi rãji'ün," demikian tulis KH Mustofa Bisri (Gus Mus), Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Rembang, di akun Facebook pribadinya, Selasa (8/12).

"Usianya kira-kira sepantaran denganku. Pernah sebentar akrab di Pesantren Lirboyo Kediri, sebelum aku pulang dan pindah ke Krapyak Yogya. Orangnya ganteng. Pintar. Lembut. Belakangan sering ketemu sudah menjadi tokoh ulama yang kiprahnya tidak terbatas sekitar pesantren. Terakhir menjabat sebagai Ketua Dewan Syuro PKB," ujar Gus Mus.

"Allahummaghfir lahu warhamhu wa'ãfihi wa'fu 'anhu wa akrim nuzuulahu wa wassi' madkhalahu waja'alil jannata matsaah... Al-Faatihah," Gus Mus memanjatkan doa.

Inspirator bagi Santri

KH Abdul Azis Mansur adalah salah satu icon kiai salaf Jombang yang amat berpengaruh. Pondok pesantren asuhannya di Paculgowang menjadi salah satu andalan dalam forum bahtsul masail pondok pesantren di Jombang. Semangatnya memberikan wejangan ilmiah menjadi inspirator para santri hari ini.

Demikian ditegaskan Jamal Ma'mur Asmani, Wakil Ketua PCNU Pati dan Dosen Institut Pesantren Mathali'ul Falah Kajen Pati (IPMAFA) dalam statusnya di media sosial, Selasa.

"Saya punya banyak teman dari pondok ini karena mereka mempunyai ghirah ilmiyah yang besar dalam kajian ilmu agama, khususnya fiqih," katanya.

Menurut Jamal, sepanjang ia mengikuti bahtsul masail di Jombang, ada beberapa catatan yang ia dapatkan dari Kiai Aziz. Pertama, Kiai Aziz itu santun dalam bertutur sapa. “Ketika ada forum bahtsul masail se-Jawa-Madura di Paculgowang, beliau memberikan wejangan dan motivasi yang sangat inspiratif supaya para santri aktif muthalaah kitab salaf dan berani menyampaikan kebenaran dengan santun," kata alumni Pesantren Sunan Ampel Jombang ini.

"Kedua, beliau itu humoris. Di tengah memberikan wejangan, Kiai Aziz juga kaya dengan joke-joke segar yang membuat para santri terpingkal-pingkar mendengarnya.
Ketika memberikan muidloh hasanah dalam haul Kiai Bisyri Syamsuri di Denanyar, beliau juga memberikan joke-joke segar ala santri, seperti Gus Dur yang humoris," lanjutnya.

Ketiga, sambung Jamal, kedalaman ilmunya sungguh luar biasa, layak diteladani oleh para santri. Hal ini tidak lepas dari darahnya baik dari Kiai Mansur Paculgowang atau dari Lirboyo yang memang aktif dalam tafaqquh fiddin. “Keempat, kiai-aktivis. Kiai Azis adalah sosok kiai plus aktivis yang mobilitasnya tinggi, tidak cukup berada di pesantren, tapi mampu melebarkan sayapnya di luar pesantren, baik melalui forum pengajian atau di jalur politik dengan tetap mengedepankan nilai-nilai Aswaja," kenangnya.

"Kelima, Kiai Aziz juga sosok yang mengamalkan ajaran Nabi yaitu amalurrajuli bi yadihi wa kullu bai'in mabrur. Beliau juga sosok wirausahawan yang sukses, karena dalam berjuang, kemandirian ekonomi itu sangat penting supaya tidak tamak dan bisa ikhlas berjuang," tegasnya.

"Selamat jalan kiaiku, semoga ilmu dan perjuanganmu menjadi inspirasi para santri dalam mengukir prestasi dunia akhirat. Amin, allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anha, ij'al qabrahu raudlatan min riyadlil jinan," pungkasnya. (Madun/Mahbib)

Sumber: NU Online

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kiai Abdul Aziz Mansyur, Kiai Lembut yang Inspiratif"

Post a Comment