Cirebon, NU Online
Maraknya isu terorisme pada ranah global membuat Nahdlatul Ulama tidak dapat berdiam diri, indikasi-indikasi yang muncul secara sporadis semenjak kejadian runtuhnya gedung World Trade Center WTC, 11 Maret 2001. Di beberapa Negara aksi-aksi terorisme banyak beragam bentuknya, mulai yang ektrim sampai yang biasa saja, misalnya aksi pembajakan pesawat, bom bunuh diri, bungkusan bom, ancaman via telepon, bom buku, radikalisme, Peledakan fasilitas umum, kedutaan, dan asset waralaba milik asing.
Hal inilah yang mendorong PBNU bekerjasama dengan Kedutaan Jerman menyelenggarakan seminar internasional selama tiga hari (16-18 Maret 2012) di Hotel Apita Garden-Cirebon, seminar yang diikuti oleh beberapa duta besar negara sahabat, beberapa menteri kabinet Indonesia Bersatu jilid II, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Pimpinan Pimpinan Agama dari 6 Agama di Indonesia, Pimpinan Banom NU dan Utusan dari PCNU dari beberapa daerah, terlihat semarak, acara yang dibuka di Pondok Pesantren KHAS Kempek-Palimanan-Cirebon asuhan Keluarga Besar KH.Aqil Siroj (ayahanda KH Said Aqil Siroj,ketua Umum PBNU) terlihat dipersiapkan dengan sangat matang.
Sementara itu KH Jakfar Aqil Siroj (Pengasuh Pesantren KHAS Kempek) mengatakan dalam sambutannya bahwa negara Jerman dinilai tepat dalam memilih partner dalam mengatasi isu terorisme yaitu pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama, karena sudah tidak disangsikan lagi bahwa NU komitmen dalam menjalankan ajaran islam yang rahmatan lil alamin dan menolak segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama.
Dalam sambutan keynote speeker BJ Habibie, presiden Republik Indonesia ke 3 mengatakan, tantangan terorisme ke depan semakin berat dengan berkembangnya tehnologi, dan banyaknya fasilitas-fasilitas jejaring sosial, maka terorisme akan berkembang dengan canggih, tidak semata-mata membentuk kekerasan secara fisik namun akan berkembang mengikuti perkembangan IT, maka pesantern harus mengembangkan mengikuti pola ini, yaitu pesantren dituntut untuk mengajarkan dan mengamalkan Imtaq dan Imtek.
Pada kesempatan berikutnya giliran KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU) mengatakan dalam sambutannya, bahwa Islam mengajarkan Kelembutan sesuai dengan namanya Insan, Nisa, Anis dan annas kelembutan, saling mencintai, saling menghormati, dan saling menyayangi. Maka segala bentuk terorisme dan kekerasan adalah mengingkari sifat insaniyyah, “Bahkan dalam sebuah hadist, nabi Muhammad SAW melarang untuk membunuh atau mengganggu non muslim, jika ada yang melakukan itu maka Aku adalah musuh utamanya, dan jika aku musuh utamanya maka berarti dia juga Musuh Allah”
Duta Besar Jerman Noerbert Bass dalam sambutannya mengatakan bahwa Jerman senang dengan adanya kerjasama NU-Jerman dalam memikirkan solusi yang tepat dalam menghadapi terorisme Global dan ini akan terus berlanjut, Acara Pembukaan seminar Internasional yang dihadiri sekitar 5000 jamaah ini, dijadwalkan akan selesai Ahad, 18 Maret 2012.
Belum ada tanggapan untuk "PBNU: Terorisme Internasional Memprihatinkan"
Post a Comment