Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berduka yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban KH Abdullah Faqieh pada Kamis (29/2) pukul 19.00 WIB. PBNU menyerukan kepada segenap warga Nahdliyin di seluruh penjuru dunia untuk melaksanakan Sholat Ghoib berpulangnya sosok ulama kharismatis ini.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan rasa kehilangan yang sedalam-dalamnya atas berpulangknya salah satu kyai khos NU tersebut. Menurut Said, KH Abdullah Faqieh adalah salah satu kyai kharismatis yang dimiliki oleh Nahdlatul Ulama.
"Seluruh keluarga besar NU dan pondok pesantren di Indonesia merasakan kehilangan yang mengharukan. KH Abdullah Faqieh adalah salah satu tokoh NU panutan yang memiliki banyak murid di seluruh Nusantara," tutur kang Said -sapaan akrab KH Said Aqil Siroj.
Lebih lanjut Kang Said memaparkan, KH Abdullah Faqieh sangat berjasa dalam perkembangan NU dan peningkatan kualitas kader-kader ulama NU. Kehilangan KH Abdullah Faqieh adalah sebuah kedukaan mendalam bagi warga Nahdliyin dan umat Islam Indonesia.
"KH Abdullah Faqih memiliki kontribusi yang sangat berharga bagi perkembangan pesantren-pesantren di Indonesia, karena murid-muridnya telah berhasil menjadi ulama dan mendirikan pesantren-pesantren baru di seluruh Indonesia," tutur Kang Said terharu.
Sekilas KH Abdullah Faqieh
Kiai Faqih (generasi kelima) memimpin Pesantren Langitan sejak l971, menggantikan KH Abdul Hadi Zahid yang meninggal dunia karena usia lanjut. Kiai Faqih didampingi KH Ahmad Marzuki Zahid, yang juga pamannya.
Di mata para santrinya, Kiai Faqih adalah tokoh yang sederhana, istiqomah dan alim. Ia tak hanya pandai mengajar, melainkan menjadi teladan seluruh santri. Dalam shalat lima waktu misalnya, ia selalu memimpin berjamaah. Demikian pula dalam hal kebersihan. Tak jarang beliau mencincingkan sarungnya, membersihkan sendiri daun jambu di halaman.
Meski tetap mempertahankan ke-salaf-annya, pada era Kiai Faqih inilah Pesantren Langitan lebih terbuka. Misalnya, ia mendirikan Pusat Pelatihan Bahasa Arab, kursus komputer, mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA). Dalam hal penggalian dana, ia membentuk Badan Usaha Milik Pondok berupa toko induk, kantin, dan wartel.
Lebih dari itu lagi, ayah 12 orang anak buah perkawinannya dengan Hj Hunainah ini juga mengarahkan pesantrennya agar lebih dekat dengan masyarakat. Di antaranya ia mengirim da’i ke daerah-daerah sulit di Jawa Timur dan luar Jawa. Setiap Jum’at ia juga menginstruksikan para santrinya shalat Jum’at di kampung-kampung. Lalu membuka pengajian umum di pesantren yang diikuti masyarakat luas.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
ReplyDeleteWonderful blog! I found it while surfing around on Yahoo News. Do you have any suggestions on how to get listed in Yahoo News? I've been trying for a while but I never seem to get there! Thank you
ReplyDelete