Jakarta, NU Online
Mengambil momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) mendeklarasikan Gerakan Wakaf Buku yang digelar di Pesantren Al Hakim Perum Mahkota Indah Mangunjaya, Tambun Selatan Bekasi, Rabu (2 Mei 2012.
Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa menjelaskan bahwa tanaman terbaik adalah ilmu dan ilmu dapat diperoleh melalui buku karena itu, mewakafkan buku sama dengan menyebarluaskan ilmu.
“Kita mendorong agar warga NU dan masyarakat pada umumnya untuk mewakafkan buku sebagai bagian dari kecintaan terhadap ilmu. Kami menggugah kepada masyarakat luas yang memiliki kelebihan agar dibagi kepada yang membutuhkan,” katanya.
Dihadapan murid-murid SD dan SMP, Ali Masykur memberi motivasi mereka agar sukses diantaranya dengan mematuhi orang tua dan belajar yang baik. “Nanti anak-anak sini kalau birrul walidain dan belajar dengan baik, bisa jadi bupati, gubernur atau presiden,” paparnya.
Mengutip sebuah ayat Qur’an, ia menjelaskan kesuksesan seseorang karena bisa memadukan iman dan ilmu yang nantinya akan diangkat derajatnya oleh Allah. Ia membahasakannya dalam 3 H, yaitu heart, memiliki hati atau kecerdasan emosi, head, memiliki akal atau kecerdasan intelektual dan hand, yaitu memiliki ketrampilan yang bisa dimanfaatkan dalam menjalani kehidupan.
“Jika bisa memadukan tiga hal ini, insyaallah akan sukses,” katanya.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini menegaskan bahwa pendidikan terbaik adalah pendidikan yang memuliakan manusia dan mengantarkan mereka kepada derajat kemanusiaan yang luhur, yaitu pendidikan yang mampu membentuk manusia-manusia paripurna atau insan kamil, bukan sekedar mencetak tenaga-tenaga kerja untuk memenuhi selera pasar.
ISNU, katanya, merupakan organisasi yang terdiri dari para sarjana NU yang diharapkan dapat memadukan dzikir dan fikir untuk kepedulian kepada rakyat. Seorang sarjana tidak boleh berdiri di sebuah menara gading, tetapi harus mampu membebaskan anak didik dari kebodohan. Gerakan wakaf buku ini merupakan salah satu bentuk yang dilakukan.
Selain memberikan bantuan buku, ISNU juga memberi sumbangan dana untuk perbaikan sanitasi di lingkungan sekolah agar para santri bisa belajar dengan nyaman.
Terkait dengan anggaran pendidikan, Ali Masykur meminta peningkatan anggaran untuk renovasi sekolah, terutama sekolah swasta yang selama ini kurang diperhatikan, baik di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kementerian Agama.
Ia juga berpendapat Ujian Nasional saat ini masih diperlukan untuk mendorong anak-anak belajar lebih baik sehingga kualitas pendidikan Indonesia tak kalah dengan negeri tetangga, tetapi ia tidak setuju jika menjadi standar kelulusan. “Sekolah diberi wewenang untuk menentukan nilai kelulusannya, tetapi ditambah dengan komponen lain,” paparnya.
KH Imam Suhairi Iskandar, ketua yayasan pesantren Al Hakim menjelaskan, siswa yang sekolah dan mengaji di tempat ini tidak membayar alias gratis. Hal ini sebagai upaya membantu pemerintah dalam mencerdaskan anak bangsa. Meskipun demikian, ia menegaskan lembaga pendidikan yang didirikan tahun 2006 ini masih membutuhkan dukungan sarana dan prasarana agar siswa dapat belajar dengan baik.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "ISNU Deklarasikan Gerakan Wakaf Buku"
Post a Comment