Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Said Aqil Siroj, untuk ke sekian kalinya menyampaikan tidak ada agama di muka bumi yang mengajarkan kekerasan. Pemeluk suatu agam sudah menjadi semestinya untuk meninggalkan kekerasan dalam bentuk apapun.
"Ayat la ikhraha fiddin maknanya tidak ada paksaan, tidak ada kekerasan dalam beragama. Dibalik maknanya juga bisa, yaitu orang yang melakukan kekerasan tidak sedang menjalankan ajaran agama," ungkap Kiai Said di Jakarta, Jumat (4/5).
Pernyataan yang sama juga disampaikan Kiai Said saat menjadi penceramah utama dalam perayaan hari jadi Kota Tual ke 81, Senin (30/4) lalu. Dalam kegiatan tersebut hadir jajaran Muspida, tokoh masyarakat dan perwakilan seluruh agama yang ada.
"Saya lihat di sana toleransi bisa berjalan dengan baik. Itu yang harus dipertahankan dan harus dikembangkan agar semakin baik," tambah Kiai Said.
Dalam ceramahnya Kiai Said menekankan pentingnya menjalankan toleransi dengan baik antar umat beragama. Setiap orang yang beragama, apapun agama yang dipeluknya, sudah menjadi kewajibannya untuk menghormati keberagaman yang ada di sekitarnya, serta bersama-sama menjalankan prinsip anti kekerasan dan anti radikalisme.
Di kesempatan yang sama Kiai Said juga diangkat menjadi anggota keluarga istimewa Kerajaan Tanhir, kerajaan Islam tertua di Kota Tual. Kiai Said juga didaulat melakukan peletakan batu pertama pada pembangunan masjid di lokasi yang sama.
"Islam Ahlussunnah wal Jamaah berjalan dengan sangat baik di Tual," tuntas Kiai Said.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "PBNU: Beragama Bukan Berarti Melakukan Kekerasan"
Post a Comment