Menyikapi sejumlah kekerasan bernuansa agama belakangan ini, Syuriyah PBNU yang merupakan lembaga tertinggi NU mengeluarkan pernyataan yang ditujukan baik kepada warga NU, pemerintah maupun masyarakat umum. Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh Rais Aam NU KH Ahmad Sahal Mahfudz serta Khatib Syuriyah KH Malik Madani, ada lima poin yang diserukan oleh Syuriyah NU.
Pertama, NU menyatakan keprihatinannya atas peristiwa kekerasan yang terjadi dan menyerukan agar warga nahdliyyin tidak melibatkan diri dalam aktivitas yang dapat mengganggu harmoni kehidupan masyarakat atau merusak keutuhan sosial. Sebagai kelompok yang beranggotakan jutaan orang, warga nahdliyyin juga diharapkan waspada terhadap setiap provokasi yang bisa memecahbelah bangsa ini.
Dalam poin kedua terkait Ahmadiyah, Syuriyah NU memang menyatakan bahwa bagi NU, pandangan yang menganggap ada nabi setelah Muhammad SAW tidak sejalan dengan akidah NU yaitu ahlis sunnah wal jama'ah, tetapi dalam poin ketiga Syuriyah menegaskan bahwa perbedaan keyakinan tidak bisa menjadi pembenar untuk melakukan tindakan kekerasan atau kesewenang-wenangan.
Syuriyah NU juga mendesak pemerintah untuk bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajibannya, yaitu menegakkan hukum serta memberikan perlindungan kepada segenap warga negara tanpa membedakan agama dan keyakinannya.
Dalam poin terakhir, Syuriyah NU menghimbau seluruh warga nahdliyyin dan juga seluruh bangsa Indonesia untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dengan memperbanyak doa agar keutuhan bangsa tetap terjaga dan terhindar dari berbagai konflik dan bencana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Seruan Anti Kekerasan Syuriyah PBNU"
Post a Comment