Jakarta, NU Online
Untuk menyambung tali silaturrahim dengan komunitas-komunitas lain, khususnya para musisi jalanan, para santri Pesantren Ciganjur mengadakan Pegelaran Musik Anak Bangsa. Untuk semakin menyemarakan pagelaran, acara pertunjukan musik ini digelar bersamaan dengan nonton bareng.
Sebagai ciri khas dunia pesantren, para santri tidak lupa mengelar acara doa bersama. Maka acara pagelaran musik pun diawali dengan bacaan tahlil dan istighotsah.
Acara tahlil dan doa untuk Gus Dur dipimpin oleh Sekretaris Masjid Al-Munawwaroh Ustadz Darul Quthni. Dilanjutkan dengan orasi kebudayaan oleh perwakilan santri Ciganjur, Daud Azhari.
Dalam pengantar doanya, Darul Quthni menjelaskan, sebagai penerus perjuangan bangsa, para ulama dan para pendiri NU, tentu sudah menjadi kewajiban untuk mendoakan para leluhur.
"Ajang doa bersama dan pagelaran musik anak negeri ini adalah bentuk perlawanan kultural terhadap industri hedonis yang hanya mementingkan unsur kemewahan dan nafsu semata," tutur Darul Quthni.
Sementara itu, sambutan panitia disampaikan oleh Ketua Harian Masjid Ciganjur, Syaifullah Amin. Dalam Sambutannya, Syaifullah menyatakan, acara pagelaran musik ini diselengagrakan atas kerjasama Pesantren Ciganjur dengan Komunitas Suara Hati dan Gusdurian Jakarta.
"Pagelaran dan Nonton Bareng Final Liga Champion ini merupakan acara yang dirangkai untuk mempertemukan berbagai komunitas. Ada para santri, para musisi dan aktifis kampus serta komunitas-komunitas lainnya," tutur Syaifullah.
Selain berbagai komunitas dan para santri dari berbagai pesantren, turut hadir dalama cara yang di gelar di Lapangan Yayasan Wahid Hasyim, Jl. Warung Sila no. 10 ini, antara lain para tukang sayur dan sopir taksi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Gelar Pentas Musik, Santri Ciganjur Doakan Gus Dur"
Post a Comment