Haul Pangeran Diponegoro yang digelar secara daring kemarin malam (Jumat, 15/1) membeberkan beberapa informasi penting soal sejarah kesantrian Pangeran Diponegoro. Sebagaimana banyak yang tidak tahu, pesantren adalah model pendidikan paling banyak diakses dan tersedia secara cuma-cuma sepanjang ratusan tahun di nusantara ini, baik sebelum kaum penjajah datang atau sesudahnya.
Pesantren adalah lembaga pendidikan yang menjadi wadah dimana orang-orang penting dari mulai rakyat jelata sampai pangeran kerajaan menimba ilmu. Sebagai contoh, dibeberkan oleh KH Said Aqil Siradj, ketua umum PBNU, Pangeran Diponegoro ternyata pernah nyantri dibeberapa pesantren misalnya:
- Pesantren Kyai Hasan Besari Tegalsari, Jetis Ponorogo belajar Fiqh
- Pesantren Kyai Taftazani Kertosono, Ngawi
- Pesantren Kyai Baidlowi Bagelen Purworejo, belajar Tafsir
- Pesantren Kyai Nur Muhammad Ngadiwongso Magelang, belajar ilmu hikmah
Darah yang mengalir di tubuh Pangeran Diponegoro adalah spirit santri, ulama, dan para mujahid yang mukhlis serta tanpa pamrih. Lebih-lebih tanpa kepentingan apa pun. Sebab, kata Kiai Said, putra Raden Ayu Mangkarawati yang masih memiliki darah dengan Sunan Ampel itu dididik oleh para kiai yang luar biasa.
"Guru-guru Pangeran Diponegoro itu adalah para kiai khowas, kiai sepuh yang punya kearifan sehingga ajaran-ajarannya masuk ke dalam hati dan kepribadian. Sehingga Pangeran Diponegoro pun tumbuh menjadi ulama sekaligus pejuang," ungkap Kiai Said.
Sumber: NU Online
Belum ada tanggapan untuk "Terungkap, Ini Pesantren Dimana Pangeran Diponegoro jadi "
Post a Comment