Surabaya, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj meresmikan Monumen Resolusi Jihad NU di kantor PCNU Surabaya, Jl Bubutan VI/2 Surabaya, Ahad, 23 Oktober 2011. Kiai yang akrab disapa Kang Said ini menyampaikan bahwa Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh NU saat itu adalah bentuk perjuangan yang tidak kecil.
"NU sampai kapanpun akan terus berjuang tanpa lelah memertahankan NKRI dan Resolusi Jihad ini adalah salah satu contoh yang ditunjukkan oleh para ulama namun selama ini kurang diperhatikan," ujar Kang Said tegas.
Isi Resolusi Jihad antara lain mempertahankan Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Ini merupakan fatwa tentang kewajiban perang melawan kaum penjajah dan membentuk laskar perang.
Peran para kiai dan santri ketika terjadi perang 10 November di Surabaya tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh para kiai NU. "Warga NU yang ada dalam radius 90 kilometer dari Surabaya saat itu wajib ikut berperang memertahankan NKRI. Dan alhamdulillah berhasil," paparnya.
Kang Said berharap monumen ini bisa dijadikan alat pengingat pentingnya perjuangan para ulama saat memerangi penjajah. Tak hanya itu, monumen diharapkan juga mampu meluruskan arti jihad yang belakangan sering disalahartikan. "Monumen ini juga sebagai kritik jangan sampai yang dilakukan pejuang sia-sia hanya karena kesejahteraan tak kunjung berpihak pada rakyat," lanjut Kang Said.
Akibat acara tersebut, Jl Pahlawan arah Jl Gemblongan Surabaya ditutup total sejak pukul 08.30 WIB. Acara itu juga dihadiri KH Muchit Muzadi, Kakanwil Kemenag Jatim Soedjak, Kabiro Administrasi Kesmas Setdaprov Jatim Thoriq Affandie (mewakili Gubernur Jatim), Ketua DPW PPP Jatim Musyafak Noer, Ketua DPD Partai Golkar (PG) Jatim Martono, mantan Ketua PWNU Jatim Ali Maschan Moesa (anggota DPR RI), Fandi Utomo (mantan Cawali Surabaya), dan pengurus PCNU se-Jatim.
Menurut Ketua PCNU Kota Surabaya KH Saiful Chalim ide pembangunan Monumen Resolusi Jihad telah dicetuskan sejak 2008 oleh PCNU Surabaya. Resolusi Jihad merupakan hasil pertemuan ribuan kiai dan santri se-Jawa dan Madura yang dipimpin KH Hasyim Asyari, Rais Akbar NU di Surabaya pada 21-22 Oktober 1945.
Belum ada tanggapan untuk "Kang Said: Ulama Selama Ini Kurang Diperhatikan"
Post a Comment