Jakarta, NU Online
Kader potensial NU dari kalangan akademisi, pengasuh pesantren, pejabat pemerintahan, dan petinggi parpol bisa bersatu melalui lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan, seperti perguruan tinggi, dinilai lebih sehat dan netral bagi bertemunya ide-ide besar dan pengabdian tulus kepada masyarakat.
“NU ini sudah terkotak-kotak oleh politik. Karena kelonggarannya, banyak kader-kader politik ini menyebar di mana-mana. Mereka tidak bisa ketemu dalam satu forum sebab mempunyai kepentingan yang berbeda-beda,” kata Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta HM Mujib Qulyubi kepada NU Online di Jakarta, Jum’at (9/3).
Menurut Mujib, partai politik menjadi faktor paling nyata memecah keutuhan kader NU untuk berbuat banyak bagi masyarakatnya. Dengan kondisi ini NU menjadi rapuh dan kurang maksimal berkontribusi bagi umat.
PBNU belakangan sedang giat mengembankan Universitas NU. Para kader dapat mencurahkan pikiran, tenaga, dan sumberdayanya untuk kepentingan pendidikan. Sebab, sejauh ini kualitas pendidikan Islam khususnya di lingkungan NU masih perlu ditingkatkan lagi.
“Di perguruan tinggi mereka dijauhkan dari kepentingan politik. Yang ada adalah kepentingan ilmu. Kita berharap dari perguruan tinggi NU yang bagus ini menjadi poros persatuan umat Islam,” tandas Mujib.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Kader Potensial NU bisa Berkumpul di Lembaga Pendidikan"
Post a Comment