JAKARTA - Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengundang para pimpinan lembaga, lajnah dan badan otonom di lingkungan NU untuk menjelaskan beberapa hal terkait penetapan awal Ramadhan 1433 H, serta kemungkinan terjadinya perbedaan awal puasa tahun ini.
Kegiatan diselenggarakan di ruang pertemuan lantai 5 gedung PBNU, Jalan Kramat raya Jakarta Pusat, Rabu (18/7) hari ini.
“Berbagai perbedaan dalam penetapan awal bulan Ramdhan, Idul Fitri dan Idul Adha perlu kita jelaskan karena ada di kalangan pengurus NU yang belum memahami persoalan ini,” kata Sekretaris Lajnah Falakiyah PBNU H. Nahari Muslih di sela rapat persiapan kegiatan tersebut.
Selain perbedaan yang mungkin terjadi antara NU dengan Muhammadiyah, Lajnah Falakiyah PBNU juga akan memberikan penjelasan mengenai kemungkinan perbedaan dengan sesama NU, terutama dengan beberapa pesantren di Jawa Timur.
“Akan kita jelaskan bahwa perbedaan dengan pesantren atau dengan Jawa Timur kalau pun terjadi itu karena metode yang dipakai berbeda. Namun untuk saat ini kemungkinan terjadi perbedaan dengan pesantren-pesantren sangat kecil, karena sekarang metode yang dipakai hampir semua sama. Kalangan pesantren sudah menerima kitab-kitab atau metode yang kontemporer,” katanya.
Selain menjelaskan kemungkinan perbedaan awal Ramadhan, Lajnah Falakiyah PBNU dalam kegiatan tersebut juga akan menjelaskan ihwal penghitungan jadwal Imsakiyah Ramadhan dan beberapa versi jadwal yang beredar di tengah masyarakat.
Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Lajnah Falakiyah NU: Awal Puasa Berpotensi Beda"
Post a Comment