JAKARTA - Malam tujuh hari wafatnya H Arief Mudatsir Mandan (ketua umum IKA PMII), Ahad (16/11) kemarin, IKA PMII kabupaten Jepara menyelenggarakan doa bersama untuk almarhum di masjid kampus Unisnu Jepara.
Zastrouw Al-Ngatawi, sahabat almarhum, dalam uraiannya Zastrouw bercerita, Arief Mudatsir merupakan sosok yang mempertahankan karakter masyarakat akar rumput. Ketua umum PP Lesbumi itu menyebut Arief sebagai transcultural generation.
Meski ketua DPW PPP Jawa Tengah itu anak kampung, asli Robayan Jepara putra pedagang namun saat ia hijrah ke Jakarta tidak lantas hanyut dengan keadaan.
“Mas Arief hidup di tengah-tengah struggle of culture. Dikelilingi dominasi pengikut Muhammadiyyah namun ia tetap mempertahankan akar rumputnya. Tetap menjadi NU,” jelasnya pada ratusan kader PMII yang hadir.
Pemimpin kelompok musik Ki Ageng Ganjur itu juga menambahkan almarhum adalah aktivis LSM juga pernah mengenyam pendidikan di Barat, Australia tepatnya. “Namun ia tidak ingin meng-Australia-kan Indonesia,” tegas Zastrouw lelaki asal Pati Jawa Tengah.
Apa yang dilakukan almarhum sejalan yang dilakukan tokoh sekaliber Dr. Soetomo. Soetomo pernah ngangsu kaweruh ke Amerika namun sepulang dari sana tidak pula ingin meng-Amerika-kan Indonesia.
Ia menyebut Arief sebagai orang Indonesia yang menguasai budaya Eropa. Sejumlah kiai tersohor NU laiknya K Nawawi Al-Bantani, KH Hasyim Asyari sepulang belajar dari Timur Tengah juga tidak hendak meng-Arab-kan Indonesia. “Namun menjadi orang Islam ala Indonesia,” tegasnya.
Dari itu boleh-boleh saja belajar teori kritisisme maupun modernisme namun Zastrouw berharap agar tidak melupakan akar rumput, kearifan lokal khas Indonesia jangan sampai ditinggalkan.
Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Al Zastrow: Arif Mudatsir itu "Transcultural Generation""
Post a Comment