Bogor, Penyelenggaraan pendidikan agama Islam (PAI) di perguruan tinggi umum harus terus dibenahi agar kian menarik minat dan dampak positifnya membekas pada kepribadian dan perilaku mahasiswa. Selama ini, PAI tak begitu digemari mahasiswa lantaran proses pembelajarannya yang cenderung konvensional dan monoton.
Pandangan ini muncul dalam Workshop Penyelenggaraan PAI di Perguruan Tinggi Umum yang diselenggarakan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kementerian Agama di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/12) malam.
Direktur Kualifikasi Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Kemenristek-Dikti Mukhlas Ansori yang menjadi narasumber dalam forum itu mengatakan, dari segi cara pembelajaran pendekatan ilmiah akan lebih mengena ketimbang metode ceramah. Hal ini juga menjadi upaya proses integrasi antara agama dan sains.
“Kalau PAI diselenggarakan dengan misalnya menyampaikan ayat al-Qur’an lalu dipaparkan arguemtasi ilmiahnya tentu akan lebih menarik dan mudah diterima,” ujarnya sembari menekankan proses pembelajaran tersebut diikuti dengan inovasi penggunaan media yang menarik.
Dari sisi sumber daya manusia, perguruan tinggi umum juga tak perlu kaku dengan mengangkat dosen PAI hanya dari kalangan yang berlatarbelakang pendidikan murni PAI. Pihak kampus bisa mengolaborasikannya dengan dosen pakar eksakta sebagaimana yang terjadi di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Menurut Mukhlas, IPB bisa menjadi model percontohan bagi suksesnya penyelenggaraan PAI di perguruan tinggi umum. PAI atau iklim keagamaan di kampus ini, katanya, begitu kental dan terasa. Para mahasiswa senior berebut dan bangga menjadi asisten dosen PAI. Karenanya, meski PAI hanya mendapat porsi 2 SKS, proses pembelajaran PAI setara dengan beberapa SKS lantaran ditopang tenaga asistensi yang banyak.
“Di luar kelas, asisten PAI bahkan rela mengajari mahasiswa tata cara berwudlu, belajar baca ayat al-Qur’an, dan lain sebagainya,” tambah mantan dosen IPB ini.
Forum seminar ini ditujukan untuk merumuskan “Model Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum”. Jumat ini peserta yang berasal dari kalangan peneliti, dosen, dan pemangku kebijakan di perguruan tinggi ini melakukan sidang-sidang komisi dan rencananya acara bakal ditutup Sabtu (12/12) besok.
Kepala Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hamdar Arraiyyah mengatakan PAI di perguruan tinggi umum mesti dilihat dari posisi strategisnya untuk merealisasikan cita-cita revolusi mental atau pendidikan karakter. Ia juga mendorong adanya perbaikan dalam pola belajar dan buku teks mahasiswa. (Mahbib Khoiron)
Sumber: NU Online
Beranda » berita NU »
berita pesantren terbaru »
berita santri »
kabar santri »
Keislaman »
kenuan »
Nadhlatul Ulama »
NU
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Penyelenggaraan PAI di Perguruan Tinggi Umum Perlu Pembenahan"
Post a Comment