Pengurus Pusat Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia
(Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerjunkan 191
relawan untuk memantau penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 yang
digulirkan pemerintah. Relawan tersebut merupakan para pengurus
Lakpesdam di 15 provinsi di Indonesia.
Provinsi-provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Lampung, DKI
Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara,
Maluku, Kalimantan timur
Para relawan akan mengawasi 48 titik tempat pendistribusian Bansos
Covid-19. Tujuan hadirnya tim relawan tersebut yakni, untuk memastikan
bahwa Bansos diterima oleh masyarakat secara utuh, tidak ada potongan
atau kegiatan lain yang merugikan masyarakat.
Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad mengatakan, tahun 2021 menjadi
tahun kedua kegiatan pemantauan Bansos Covid-19 oleh para relawan
Lakpesdam PBNU. Pada tahun 2020 lalu, pertama kalinya diselenggarakan
kegiatan pemantauan Bansos Covid-19 oleh Lakpesdam PBNU dengan lokasinya
yang masih sangat terbatas yakni 4 kabupaten/kota. Menurut Rumadi,
hasil pemantauan Lakpesdam PBNU tahun lalu telah dipresentasikan di
Kantor Staf Presiden.
“Dan 2021 kita melanjutkan kegiatan itu dengan jumlah yang lebih
besar dan fokusnya agak berbeda, kalau tahun 2020 itu fokusnya untuk
memastikan kelompok marjinal korban intoleransi mendapatkan bantuan
sosial. Tahun ini fokusnya lebih diperlebar, tidak hanya kelompok
marjinal dan korban intoleransi, tetapi masyarakat secara umum,” kata H
Rumadi saat membuka kegiatan Upgrading Tim Relawan Pemantauan Bansos
Covid-19 yang digelar secara daring, Jumat (6/8/2021).
Rumadi menegaskan, saat ini Bansos menjadi salah satu penyangga penting
kehidupan sosial masyarakat, pandemi Covid-19 sendiri belum dapat
diprediksi kapan akan berakhir. Meski begitu, dosen Fakultas Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini optimis pemberian Bansos oleh
pemerintah dapat menumbuhkan perekonomian negara, saat ini saja,
lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II menunjukan trend
yang positif yakni tumbuh pada angka 7,07 persen.
“Tujuan kegiatan ini dilanjutkan supaya program yang sudah menelan
anggaran ratusan triliun sedapat mungkin diterima oleh masyarakat, tidak
ada praktik-praktik penyimpangan, baik pemotongan, pungli, politisasi
Bansos dan sebagainya,” tutur Rumadi.
Sementara itu, Ketua PBNU H Robikin Emhas, inisiatif Lakpesdam PBNU
sebagai wujud dari pengabdian NU kepada bangsa dan negara, hadirnya
relawan pengawas Bansos Covid-19 dapat membantu pemerintah, penerima
bantuan dan pihak-pihak yang berperilaku tidak baik.
"Lebih-lebih adalah membantu si penerima itu sendiri dan membantu
orang lain yang mohon maaf berperilaku tidak baik, bahasa kasarnya
memiliki maksud tertentu dengan penyalahgunaan Bansos. Atau tidak punya
maksud tertentu yang buruk, tapi karena kurang kecakapan, kurang
keterampilan, kurang pengetahuan, kadang-kadang melakukan sesuatu yang
bisa memberikan dampak untuk tidak sampainya tidak sempurna hak yang
mestinya diterima oleh para penerima manfaat," beber Robikin.
Untuk diketahui, ratusan relawan yang diterjunkan Lakpesdam PBNU akan
mengawal dan mengawasi seluruh proses pendistribusian Bansos, seluruh
jenis Bansos dipantau oleh para relawan agar tidak melanggar ketentuan.
Proses pemantauan oleh tim relawan diawali dengan pendataan, verifikasi,
validasi data, proses advokasi dan rekapitulasi.
Selanjutnya, seluruh tahapan tersebut dilaporkan ke Lakpesdam PBNU
untuk diolah menjadi data nasional. Barulah terhadap hasil pemantauan
yang telah melalui proses, disusun kertas kebijakan sebagai dasar
dilaksanakannya advokasi secara nasional.
Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Bidang Ekonomi Kantor
Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, anggaran Bansos berasal dari
anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial
plus. Total anggaran PEN tahun 2021 sendiri mencapai Rp 744,75 triliun,
(data 17 dan 21 Juli 2021), angka tersebut merupakan anggaran tambahan,
karena sebelumnya hanya dialokasikan Rp 699,43 triliun (data 5 Juli
2021).
"Ini adalah dampak pemberlakukan PPKM atau PPKM darurat tanggal 2 Juli,” ujarnya.
Dalam catatan KSP, realisasi Bansos sampai dengan 30 April 2021
mencapai Rp 61,4 triliun tumbuh 0,1%. Ada juga pemberian sembako kepada
15,9 juta KPM senilai Rp11,9 triliun. Lalu, penyaluran Bansos tunai pada
9,6 juta KPM dengan nilai Rp 11,1 triliun, pemberian bantuan PKH kepada
9,7 juta KPM senilai Rp13,7 triliun, pemberian KIP Kuliah untuk 906,9
ribu mahasiswa senilai Rp4,2 triliun dan penyaluran PIP kepada 9,9 juta
siswa senilai Rp5,2 triliun.
Pengurus Pusat Lembaga
Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) menerjunkan 191 relawan untuk memantau penyaluran
Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 yang digulirkan pemerintah. Relawan
tersebut merupakan para pengurus Lakpesdam di 15 provinsi di Indonesia.
Provinsi-provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku,
Kalimantan timur
Para relawan akan mengawasi 48 titik tempat pendistribusian Bansos
Covid-19. Tujuan hadirnya tim relawan tersebut yakni, untuk memastikan
bahwa Bansos diterima oleh masyarakat secara utuh, tidak ada potongan
atau kegiatan lain yang merugikan masyarakat.
Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad mengatakan, tahun 2021 menjadi tahun
kedua kegiatan pemantauan Bansos Covid-19 oleh para relawan Lakpesdam
PBNU. Pada tahun 2020 lalu, pertama kalinya diselenggarakan kegiatan
pemantauan Bansos Covid-19 oleh Lakpesdam PBNU dengan lokasinya yang
masih sangat terbatas yakni 4 kabupaten/kota. Menurut Rumadi, hasil
pemantauan Lakpesdam PBNU tahun lalu telah dipresentasikan di Kantor
Staf Presiden.
“Dan 2021 kita melanjutkan kegiatan itu dengan jumlah yang lebih besar
dan fokusnya agak berbeda, kalau tahun 2020 itu fokusnya untuk
memastikan kelompok marjinal korban intoleransi mendapatkan bantuan
sosial. Tahun ini fokusnya lebih diperlebar, tidak hanya kelompok
marjinal dan korban intoleransi, tetapi masyarakat secara umum,” kata H
Rumadi saat membuka kegiatan Upgrading Tim Relawan Pemantauan Bansos
Covid-19 yang digelar secara daring, Jumat (6/8/2021).
Rumadi menegaskan, saat ini Bansos menjadi salah satu penyangga penting
kehidupan sosial masyarakat, pandemi Covid-19 sendiri belum dapat
diprediksi kapan akan berakhir. Meski begitu, dosen Fakultas Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini optimis pemberian Bansos oleh
pemerintah dapat menumbuhkan perekonomian negara, saat ini saja,
lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II menunjukan trend
yang positif yakni tumbuh pada angka 7,07 persen.
“Tujuan kegiatan ini dilanjutkan supaya program yang sudah menelan
anggaran ratusan triliun sedapat mungkin diterima oleh masyarakat, tidak
ada praktik-praktik penyimpangan, baik pemotongan, pungli, politisasi
Bansos dan sebagainya,” tutur Rumadi.
Sementara itu, Ketua PBNU H Robikin Emhas, inisiatif Lakpesdam PBNU
sebagai wujud dari pengabdian NU kepada bangsa dan negara, hadirnya
relawan pengawas Bansos Covid-19 dapat membantu pemerintah, penerima
bantuan dan pihak-pihak yang berperilaku tidak baik.
"Lebih-lebih adalah membantu si penerima itu sendiri dan membantu orang
lain yang mohon maaf berperilaku tidak baik, bahasa kasarnya memiliki
maksud tertentu dengan penyalahgunaan Bansos. Atau tidak punya maksud
tertentu yang buruk, tapi karena kurang kecakapan, kurang keterampilan,
kurang pengetahuan, kadang-kadang melakukan sesuatu yang bisa memberikan
dampak untuk tidak sampainya tidak sempurna hak yang mestinya diterima
oleh para penerima manfaat," beber Robikin.
Untuk diketahui, ratusan relawan yang diterjunkan Lakpesdam PBNU akan
mengawal dan mengawasi seluruh proses pendistribusian Bansos, seluruh
jenis Bansos dipantau oleh para relawan agar tidak melanggar ketentuan.
Proses pemantauan oleh tim relawan diawali dengan pendataan, verifikasi,
validasi data, proses advokasi dan rekapitulasi.
Selanjutnya, seluruh tahapan tersebut dilaporkan ke Lakpesdam PBNU untuk
diolah menjadi data nasional. Barulah terhadap hasil pemantauan yang
telah melalui proses, disusun kertas kebijakan sebagai dasar
dilaksanakannya advokasi secara nasional.
Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Bidang Ekonomi Kantor
Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, anggaran Bansos berasal dari
anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial
plus. Total anggaran PEN tahun 2021 sendiri mencapai Rp 744,75 triliun,
(data 17 dan 21 Juli 2021), angka tersebut merupakan anggaran tambahan,
karena sebelumnya hanya dialokasikan Rp 699,43 triliun (data 5 Juli
2021).
"Ini adalah dampak pemberlakukan PPKM atau PPKM darurat tanggal 2 Juli,”
ujarnya.
Dalam catatan KSP, realisasi Bansos sampai dengan 30 April 2021 mencapai
Rp 61,4 triliun tumbuh 0,1%. Ada juga pemberian sembako kepada 15,9
juta KPM senilai Rp11,9 triliun. Lalu, penyaluran Bansos tunai pada 9,6
juta KPM dengan nilai Rp 11,1 triliun, pemberian bantuan PKH kepada 9,7
juta KPM senilai Rp13,7 triliun, pemberian KIP Kuliah untuk 906,9 ribu
mahasiswa senilai Rp4,2 triliun dan penyaluran PIP kepada 9,9 juta siswa
senilai Rp5,2 triliun.
Sumber:
https://www.nu.or.id/post/read/130603/lakpesdam-pbnu-terjunkan-pemantau-bansos-covid-19-ke-15-provinsiPengurus Pusat Lembaga
Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) menerjunkan 191 relawan untuk memantau penyaluran
Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 yang digulirkan pemerintah. Relawan
tersebut merupakan para pengurus Lakpesdam di 15 provinsi di Indonesia.
Provinsi-provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku,
Kalimantan timur
Para relawan akan mengawasi 48 titik tempat pendistribusian Bansos
Covid-19. Tujuan hadirnya tim relawan tersebut yakni, untuk memastikan
bahwa Bansos diterima oleh masyarakat secara utuh, tidak ada potongan
atau kegiatan lain yang merugikan masyarakat.
Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad mengatakan, tahun 2021 menjadi tahun
kedua kegiatan pemantauan Bansos Covid-19 oleh para relawan Lakpesdam
PBNU. Pada tahun 2020 lalu, pertama kalinya diselenggarakan kegiatan
pemantauan Bansos Covid-19 oleh Lakpesdam PBNU dengan lokasinya yang
masih sangat terbatas yakni 4 kabupaten/kota. Menurut Rumadi, hasil
pemantauan Lakpesdam PBNU tahun lalu telah dipresentasikan di Kantor
Staf Presiden.
“Dan 2021 kita melanjutkan kegiatan itu dengan jumlah yang lebih besar
dan fokusnya agak berbeda, kalau tahun 2020 itu fokusnya untuk
memastikan kelompok marjinal korban intoleransi mendapatkan bantuan
sosial. Tahun ini fokusnya lebih diperlebar, tidak hanya kelompok
marjinal dan korban intoleransi, tetapi masyarakat secara umum,” kata H
Rumadi saat membuka kegiatan Upgrading Tim Relawan Pemantauan Bansos
Covid-19 yang digelar secara daring, Jumat (6/8/2021).
Rumadi menegaskan, saat ini Bansos menjadi salah satu penyangga penting
kehidupan sosial masyarakat, pandemi Covid-19 sendiri belum dapat
diprediksi kapan akan berakhir. Meski begitu, dosen Fakultas Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini optimis pemberian Bansos oleh
pemerintah dapat menumbuhkan perekonomian negara, saat ini saja,
lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II menunjukan trend
yang positif yakni tumbuh pada angka 7,07 persen.
“Tujuan kegiatan ini dilanjutkan supaya program yang sudah menelan
anggaran ratusan triliun sedapat mungkin diterima oleh masyarakat, tidak
ada praktik-praktik penyimpangan, baik pemotongan, pungli, politisasi
Bansos dan sebagainya,” tutur Rumadi.
Sementara itu, Ketua PBNU H Robikin Emhas, inisiatif Lakpesdam PBNU
sebagai wujud dari pengabdian NU kepada bangsa dan negara, hadirnya
relawan pengawas Bansos Covid-19 dapat membantu pemerintah, penerima
bantuan dan pihak-pihak yang berperilaku tidak baik.
"Lebih-lebih adalah membantu si penerima itu sendiri dan membantu orang
lain yang mohon maaf berperilaku tidak baik, bahasa kasarnya memiliki
maksud tertentu dengan penyalahgunaan Bansos. Atau tidak punya maksud
tertentu yang buruk, tapi karena kurang kecakapan, kurang keterampilan,
kurang pengetahuan, kadang-kadang melakukan sesuatu yang bisa memberikan
dampak untuk tidak sampainya tidak sempurna hak yang mestinya diterima
oleh para penerima manfaat," beber Robikin.
Untuk diketahui, ratusan relawan yang diterjunkan Lakpesdam PBNU akan
mengawal dan mengawasi seluruh proses pendistribusian Bansos, seluruh
jenis Bansos dipantau oleh para relawan agar tidak melanggar ketentuan.
Proses pemantauan oleh tim relawan diawali dengan pendataan, verifikasi,
validasi data, proses advokasi dan rekapitulasi.
Selanjutnya, seluruh tahapan tersebut dilaporkan ke Lakpesdam PBNU untuk
diolah menjadi data nasional. Barulah terhadap hasil pemantauan yang
telah melalui proses, disusun kertas kebijakan sebagai dasar
dilaksanakannya advokasi secara nasional.
Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Bidang Ekonomi Kantor
Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, anggaran Bansos berasal dari
anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial
plus. Total anggaran PEN tahun 2021 sendiri mencapai Rp 744,75 triliun,
(data 17 dan 21 Juli 2021), angka tersebut merupakan anggaran tambahan,
karena sebelumnya hanya dialokasikan Rp 699,43 triliun (data 5 Juli
2021).
"Ini adalah dampak pemberlakukan PPKM atau PPKM darurat tanggal 2 Juli,”
ujarnya.
Dalam catatan KSP, realisasi Bansos sampai dengan 30 April 2021 mencapai
Rp 61,4 triliun tumbuh 0,1%. Ada juga pemberian sembako kepada 15,9
juta KPM senilai Rp11,9 triliun. Lalu, penyaluran Bansos tunai pada 9,6
juta KPM dengan nilai Rp 11,1 triliun, pemberian bantuan PKH kepada 9,7
juta KPM senilai Rp13,7 triliun, pemberian KIP Kuliah untuk 906,9 ribu
mahasiswa senilai Rp4,2 triliun dan penyaluran PIP kepada 9,9 juta siswa
senilai Rp5,2 triliun.
Sumber:
https://www.nu.or.id/post/read/130603/lakpesdam-pbnu-terjunkan-pemantau-bansos-covid-19-ke-15-provinsiPengurus Pusat Lembaga
Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) menerjunkan 191 relawan untuk memantau penyaluran
Bantuan Sosial (Bansos) Covid-19 yang digulirkan pemerintah. Relawan
tersebut merupakan para pengurus Lakpesdam di 15 provinsi di Indonesia.
Provinsi-provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Maluku,
Kalimantan timur
Para relawan akan mengawasi 48 titik tempat pendistribusian Bansos
Covid-19. Tujuan hadirnya tim relawan tersebut yakni, untuk memastikan
bahwa Bansos diterima oleh masyarakat secara utuh, tidak ada potongan
atau kegiatan lain yang merugikan masyarakat.
Ketua Lakpesdam PBNU H Rumadi Ahmad mengatakan, tahun 2021 menjadi tahun
kedua kegiatan pemantauan Bansos Covid-19 oleh para relawan Lakpesdam
PBNU. Pada tahun 2020 lalu, pertama kalinya diselenggarakan kegiatan
pemantauan Bansos Covid-19 oleh Lakpesdam PBNU dengan lokasinya yang
masih sangat terbatas yakni 4 kabupaten/kota. Menurut Rumadi, hasil
pemantauan Lakpesdam PBNU tahun lalu telah dipresentasikan di Kantor
Staf Presiden.
“Dan 2021 kita melanjutkan kegiatan itu dengan jumlah yang lebih besar
dan fokusnya agak berbeda, kalau tahun 2020 itu fokusnya untuk
memastikan kelompok marjinal korban intoleransi mendapatkan bantuan
sosial. Tahun ini fokusnya lebih diperlebar, tidak hanya kelompok
marjinal dan korban intoleransi, tetapi masyarakat secara umum,” kata H
Rumadi saat membuka kegiatan Upgrading Tim Relawan Pemantauan Bansos
Covid-19 yang digelar secara daring, Jumat (6/8/2021).
Rumadi menegaskan, saat ini Bansos menjadi salah satu penyangga penting
kehidupan sosial masyarakat, pandemi Covid-19 sendiri belum dapat
diprediksi kapan akan berakhir. Meski begitu, dosen Fakultas Syariah UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta ini optimis pemberian Bansos oleh
pemerintah dapat menumbuhkan perekonomian negara, saat ini saja,
lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II menunjukan trend
yang positif yakni tumbuh pada angka 7,07 persen.
“Tujuan kegiatan ini dilanjutkan supaya program yang sudah menelan
anggaran ratusan triliun sedapat mungkin diterima oleh masyarakat, tidak
ada praktik-praktik penyimpangan, baik pemotongan, pungli, politisasi
Bansos dan sebagainya,” tutur Rumadi.
Sementara itu, Ketua PBNU H Robikin Emhas, inisiatif Lakpesdam PBNU
sebagai wujud dari pengabdian NU kepada bangsa dan negara, hadirnya
relawan pengawas Bansos Covid-19 dapat membantu pemerintah, penerima
bantuan dan pihak-pihak yang berperilaku tidak baik.
"Lebih-lebih adalah membantu si penerima itu sendiri dan membantu orang
lain yang mohon maaf berperilaku tidak baik, bahasa kasarnya memiliki
maksud tertentu dengan penyalahgunaan Bansos. Atau tidak punya maksud
tertentu yang buruk, tapi karena kurang kecakapan, kurang keterampilan,
kurang pengetahuan, kadang-kadang melakukan sesuatu yang bisa memberikan
dampak untuk tidak sampainya tidak sempurna hak yang mestinya diterima
oleh para penerima manfaat," beber Robikin.
Untuk diketahui, ratusan relawan yang diterjunkan Lakpesdam PBNU akan
mengawal dan mengawasi seluruh proses pendistribusian Bansos, seluruh
jenis Bansos dipantau oleh para relawan agar tidak melanggar ketentuan.
Proses pemantauan oleh tim relawan diawali dengan pendataan, verifikasi,
validasi data, proses advokasi dan rekapitulasi.
Selanjutnya, seluruh tahapan tersebut dilaporkan ke Lakpesdam PBNU untuk
diolah menjadi data nasional. Barulah terhadap hasil pemantauan yang
telah melalui proses, disusun kertas kebijakan sebagai dasar
dilaksanakannya advokasi secara nasional.
Di tempat yang sama, Tenaga Ahli Utama Kedeputian Bidang Ekonomi Kantor
Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, anggaran Bansos berasal dari
anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial
plus. Total anggaran PEN tahun 2021 sendiri mencapai Rp 744,75 triliun,
(data 17 dan 21 Juli 2021), angka tersebut merupakan anggaran tambahan,
karena sebelumnya hanya dialokasikan Rp 699,43 triliun (data 5 Juli
2021).
"Ini adalah dampak pemberlakukan PPKM atau PPKM darurat tanggal 2 Juli,”
ujarnya.
Dalam catatan KSP, realisasi Bansos sampai dengan 30 April 2021 mencapai
Rp 61,4 triliun tumbuh 0,1%. Ada juga pemberian sembako kepada 15,9
juta KPM senilai Rp11,9 triliun. Lalu, penyaluran Bansos tunai pada 9,6
juta KPM dengan nilai Rp 11,1 triliun, pemberian bantuan PKH kepada 9,7
juta KPM senilai Rp13,7 triliun, pemberian KIP Kuliah untuk 906,9 ribu
mahasiswa senilai Rp4,2 triliun dan penyaluran PIP kepada 9,9 juta siswa
senilai Rp5,2 triliun.
Sumber:
https://www.nu.or.id/post/read/130603/lakpesdam-pbnu-terjunkan-pemantau-bansos-covid-19-ke-15-provinsi
Postingan terkait:
Belum ada tanggapan untuk "Lakpesdam NU & Tim Akan Pantau Bansos di 15 Provinsi"
Post a Comment