Dunia maya kembali dihebohkan dengan kebocoran data, kali ini menimpa PT Transportasi Gas Indonesia (Transgasindo), salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memegang peranan penting dalam sektor energi nasional. Diperkirakan oleh firma kemanaan FalconFeeds, data dari Transgasindo terkait dengan hasil serangan ransomware MEOW. Data yang bocor mencakup berbagai informasi sensitif, mulai dari data pribadi karyawan hingga dokumen rahasia perusahaan, yang berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi Transgasindo dan negara.
MEOW ransomware adalah jenis malware yang masuk dalam kategori ransomware, yang dirancang untuk mengenkripsi data pada sistem komputer korbannya dan meminta tebusan sebagai imbalan untuk mengembalikan akses data tersebut. Bedanya, MEOW ransomware sering kali dikenal lebih destruktif karena alih-alih menyandera data, ransomware ini justru langsung menghancurkan atau menghapus data yang ditemukan di server atau perangkat target.
MEOW ransomware pertama kali muncul sekitar tahun 2020 dan menargetkan server Elasticsearch dan MongoDB yang kurang aman. Ransomware ini menyerang server yang rentan tanpa adanya autentikasi atau perlindungan kata sandi yang kuat, membuat server yang terbuka mudah diakses oleh penyerang. MEOW ransomware ini bertindak dengan menghapus semua data yang ada tanpa peringatan, tidak seperti ransomware konvensional yang biasanya memberikan opsi kepada korban untuk menebus datanya.
Penipuan identitas: Data pribadi karyawan yang bocor, seperti paspor dan NPWP, dapat disalahgunakan untuk membuka rekening bank baru, melakukan pinjaman dengan identitas palsu, atau bahkan melakukan kejahatan siber lainnya.Pencurian dana: Data keuangan dan akuntansi yang bocor dapat digunakan untuk mencuri uang dari rekening perusahaan atau melakukan penipuan keuangan.Sabotase: Informasi terkait operasi dan manajemen perusahaan dapat digunakan untuk melakukan sabotase terhadap infrastruktur dan sistem Transgasindo, yang berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan dan negara.Spionase ekonomi: Data rahasia perusahaan, seperti kontrak dan perjanjian komersial, dapat diakses oleh pihak asing untuk mengetahui strategi dan rencana bisnis Transgasindo, yang dapat memberi keuntungan bagi negara pesaing.
Meningkatkan investasi dalam keamanan siber. Pemerintah harus mengalokasikan dana yang cukup untuk membangun sistem keamanan siber yang kuat di perusahaan-perusahaan BUMN. Hal ini termasuk pengembangan teknologi baru, pelatihan tenaga ahli keamanan siber, dan penerapan standar keamanan siber yang ketat.Melakukan audit keamanan siber secara berkala. Audit keamanan siber harus dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi kelemahan dan celah keamanan di perusahaan-perusahaan BUMN.Meningkatkan kesadaran karyawan tentang keamanan siber. Karyawan harus diberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kerahasiaan data dan cara melindungi diri dari ancaman siber.Memperkuat penegakan hukum terhadap kejahatan siber. Pemerintah harus menindak tegas para peretas yang melakukan kejahatan siber, termasuk kejahatan terkait pencurian data.
Belum ada tanggapan untuk "Data Transgasindo Dibobol Hacker Bjorka, Akibat Kena Ransomware Lagi? Hati-hati Penipuan!"
Post a Comment