Jakarta, NU Online
Menjadi ekstrim kiri itu mudah, menjadi ekstrim kanan itu gampang. Tapi menjadi diantara keduanya, itu yang susah. Dan yang lebih susah lagi, adalah merawat keberagaman. Khususnya Indonesia, yang sejak fitrahnya memang majemuk. Pada sisi itulah posisi Gus Dur: merawat kemajemukan Indonesia.
Hal itu disampaikan al-Zastrouw Ng. dalam diskusi santai bertema “Bagaimana Cara Gus Dur Merawat Kemajukana Indonesia.” Diskusi yang berlangsung Kamis, (22/09) pukul 13.00-15.00 ini bertempat di lantai 1 FX Plaza, Soedirman, Jakarta Pusat dalam event Sosial Media Festival.
Al-Zastrouw menambahkan ada tiga cara Gus Dur dalam merawat kemajemukan Indonesia, yaitu dengan hati, keyakinan, dan keteladanan. Merawat kemajemukan menjadi panggilan hati Gus Dur karena keyakinannya yang bersumber dari ajaran Islam sendiri. Dalam ajaran Islam, kemajukan itu adalah takdir Allah, sunnatullah. Dari situlah, kemudian Gus Dur membumikannya di Indonesia.
“Kalau sudah hati dan keyakinan yang berbicara, tak ada satu kekuatan pun yang bisa menggoyahkannya. Karena itulah, meski Gus Dur banyak dihujat orang, termasuk di kalangan kiai sendiri, dia tetap menjalankan keyakinannya,” ujar ketua PP Lesbumi ini.
“Dan melalui keteladanan, Gus Dur tidak hanya mengimbau, khotbah dan berkoar-koar, tapi dia pasang badan. Bahkan kebaranian dia membela, melebihi orang yang dibelanya,” tambah pria yang konsisten mengenakan blangkon ini.
Pembicara lain, Inayah Wahid, menjelaskan tentang upaya menyebarluaskan ide-ide dan semangat Gus Dur. Menurutnya, satu Gus Dur berbanding sejuta orang.
“Karena itulah, meski Gus Dur tetap tak tergantikan, saya dan kakak-kakak saya akan terus melanjutkannya. Tentu saja tak bisa sendirian, makanya kami merajut Gusdurian di seluruh Indonesia untuk tetap merawat semangat dan perjuangan Gus Dur,” tegas putri bungsu Gus Dur ini.
Diskusi yang berlangsung pukul 13.00-15.00 ini dimoderatori Rusdi Mathari, dihadiri sekitar 40 orang peserta dari berbagai kalangan dan pengunjung FX Plaza yang sedang menikmati makan siang. Hadir pula dua putri Gus Dur yang lain, yaitu Alissa Wahid dan Anita Wahid.
Dalam event yang akan berlangsung tiga hari ini, (22-24/09) beberapa angggota Gusdurian memamerkan buku-buku Gus Dur di Booth FX Plaza lantai 2.
Belum ada tanggapan untuk "Gus Dur Sebagai Perawat Kemajemukan Bangsa"
Post a Comment