CIREBON - Kegiatan-kegiatan Nahdlatul Ulama tingkat nasional harus diselenggarakan di desa karena di situlah NU berada. Hal itu mengemuka dalam penelusuran NU Online ketika menghimpun aspirasi peserta Munas dan Konbes di Cirebon lalu.
“Bagi saya, kegiatan NU di desa itu satu pemberdayaan sangat cocok sebagai upaya membumikan program NU di desa, di pesisir-pesisir. Itu sangat bagus!” ujar Ketua Tanfidziyah PWNU Sulawesi Utara, H Halis Domu.
“Ngapain kita membikin kegiatan di kota?” tanyanya.
Hal itu dikarenakan, sambung Halil, NU lahir di tengah-tengah masyarakat, besar dan tumbuh dan berkembang di pedesaan.
Pada sidang pleno Munas dan Konbes 2012 di Kempek tersebut, peserta juga merekomendasikan kepada PBNU untuk melaksanakan muktamar di daerah dengan memprioritaskan pesantren.
“Bagi saya, kegiatan NU di pedasaan seperti ini sangat cocok. Apalagi di pesantren. Ini satu pemberdayaan,” ujar Ketua PWNU Kalimantan Timur, KH Muhammad Rasyid.
“Kita bisa bertemu santri-santri yang sopan-sopan dan ramah-ramah yang tidak mungkin kita temukan di hotel di kota-kota,” tambahnya.
Senada dengan peserta, Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, pada pidato pembukaan Munas dan Konbes Sabtu (15/9) juga menegaskan, hanya NU yang berani mengadakan hajatan besar di desa.
“Hanya NU organisasi yang berani menyelenggarakan hajat nasional bertempat pesantren, di desa terpencil.”
Tahun 1984, NU menyelenggarakan Munas dan Muktamar di desa terpencil Asembagus di Situbondo. Tahun 1986, di desa terpencil Kasugihan, Cilacap. Tahun 1987, di Bagu, sebuah desa terpencil di Nusa Tenggara Barat. Sumber: NU Online
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "Lagi, Kegiatan Munas - Muktamar Hendaknya di Desa"
Post a Comment