Haul KH M. Ali Shodiq Umman Tulungagung

Tulungagung, NU Online
“Nama mudanya Ali Shodiq, sementara Umman adalah nama ayahnya. Sejak muda, Ali Shodiq merasa prihatin dengan kondisi masyarakat sekitar Ngunut yang masih abangan. Di mata kawan sesama santri, termasuk KH. Mushtofa Bisri (Gus Mus), Ali Shodiq dikenal sebagai santri yang tekun, cerdas dan sangat ta'dzim kepada guru-gurunya. Hingga beliau menjadi Kyai kharismatik di wilayah Tulungagung pun, beliau masih ta'dzim kepada dzuhrriyah guru-gurunya. Seperti ketika ziarah ke makam guru-guru beliau, Ali Shodiq selalu melepas sandal dan berjalan jongkok.”

Demikian salah satu contoh keta’dziman pendiri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien (PPHM) Ngunut Tulungagung, Hadlorotusy Syaikh KH. M. Ali Shodiq Umman, dari biografi yang dibacakan KH. Nashihuddin Dahri saat acara puncak Haul Ke XIII Hadlorotusy Syaikh KH. M. Ali Shodiq Umman dan Haul Ke XII Nyai Hj. Siti Fatimatuz Zahro, Ahad (25/3), di plataran PPHM Asrama Putra Sunan Gunung Jati, Ngunut Tulungagung.

Tercatat tidak kurang dari 5 ribu jama’ah, baik alumni maupun kaum muslimin-muslimat dari berbagai daerah dan pulau, berbondong-bondong memadati lokasi haul yang telah disediakan panita sejak pagi hari. KH. Muhson Hamdani, atas nama dzurriyah pendiri PPHM sekaligus mewakili panitia, dalam sambutannya mengatakan bahwa, tiap tahun jumlah jama’ah semakin meningkat.

“Atas nama dzurriyah dan panitia, kami mohon maaf jika dalam menyiapkan segala hal baik logistik maupun tempat kurang berkenan,” tuturnya.

Meski demikian, sambutan positif dari sejumlah alumni dan jama’ah yang hadir pun tetap membanjiri. Muhammad Nashihudin misalnya, alumnus PPHM Asrama Putra Sunan Gunung Jati itu mengatakan bahwa, serangkaian acara haul dalam dua tahun terakhir memang jauh lebih meriah dari pada tahun-tahun sebelumnya.

“Dua tahun ini acara haulnya Hadlorotus Syaikh memang lebih ramai. Ada pembacaan Sholawat dan Maulid-nya juga. Maulid Ad Diba’iy dan Maulid Al Habsyi. Selain ada Majlis Istima’il Qur’an dan Majlis Bahtsu Masa’il se-Jawa Madura seperti tahun-tahun yang dulu,” tutur laki-laki yang kini jadi staf tata usaha di SMA Islam Sunan Gunung Jati PPHM tersebut.

Hampir serupa dengan Nashihudin, sambutan positif juga datang dari Mbah Kasiah (82), warga asal Rejotangan Tulungagung. Dirinya kepada NU Online mengaku tak pernah absen tiap kali acara haul pendiri PPHM tersebut diselenggarakan.

“Inggeh mas, saben tahun soyo rame. Pas jik sugeng, perjuangane Mbah Yai Ali Shodiq iku temenan. (Iya mas, tiap tahun semakin ramai. Dulu semasa hidupnya, perjuangan KH. Ali Shodiq benar-benar serius. red),” jelasnya lalu menambahkan, “Piyambak e iku praupane resik lembut di sawang ngoten, tawadu’ lan gagah gedhe dhuwur. (Beliau itu sosok yang rupawan, lembut dipandang, tawadlu’ dan gagah. red).”


Tausiah Habib Hasyim Kamal Asseggaf
Sementara itu, di hadapan ribuan jama’ah, Al Habib Hasyim Kamal Asseggaf dalam tausiahnya menyampaikan tentang pentingnya seorang muslim untuk selalu mencintai para ulama’ kapanpun dan di manapun berada. Selain itu, lanjut Habib, tidak kalah pentingnya juga untuk selalu menghadiri majlis-majlis ‘ilmi, sholawat dan dzikir bersama.

“Majlis ‘ilmi, majlis sholawat, majlis dzikir itu oleh baginda rasul disebut roudlotil jannah. Taman surga. Para Ulama’ fungsinya membimbing kita untuk terus istiqomah berada dalam majlis-majlis tersebut, karena ulama’ tidak terikat oleh ruang dan waktu,” tutur habib dari Kota Banyuwangi tersebut.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga berpesan bahwa sesama muslim tidak boleh ada sifat saling menjelekkan maupun menghina. Ia lantas menceritakan sebuah kisah bahwa dulu, kata Habib, Siti Aisyah RHA pernah ditanya oleh baginda rasul tentang siapa orang yang baik itu.

“Orang yang baik adalah orang yang merasa dirinya lebih hina dari pada orang lain dan orang hina adalah orang yang merasa dirinya lebih baik dari pada orang lain,” jawab Siti Aisyah sebagaimana diceritakan Habib Hasyim dengan bahasa yang lembut dan tak putus-putus.

Acara pun berlangsung dengan tertib dan lancar hingga akhir acara. Tampak hadir sejumlah habaib dan tamu undangan antara lain Al Habib Abdurrahman Kediri, Al Habib Musthofa Bin Muhammad Al Ma’bud Kediri, KH. Imam Sughro Blitar, KH. Saifudin Zuhri Malang, KH. Darori Mu’min, KH. Badrul Huda Ali, KH. Ibnu Shodiq Ali, KH. Fathurro’uf Syafi’i, KH. Adib Minanurrahman Ali, KH. Minanurrahim Ali, KH. Achmad Sibtu Yahya, KH. Ubaidillah Ali, Prof. Dr. H. Achmad Fathoni, M.Ag (ketua STAI Diponegoro Tulungagung), KH. Chamim Badruzzaman (Mantan Ketua DPRD Tulungagung), Romo KH. Mahrus Maryani (Rois Syuriah PCNU Tulungagung) dan KH. Abdul Hakim (Ketua Tanfidziyah PCNU Tuluangagung).

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Haul KH M. Ali Shodiq Umman Tulungagung"

Post a Comment